07 Mei 2008

UJIAN NASIONAL, Soal Diduga Bocor, Lima Guru Diperiksa Polisi

7 Mei 2008, Pandeglang, Kompas - Lima guru di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, diperiksa polisi karena diduga terkait dengan kebocoran soal ujian nasional untuk tingkat SMP/MTs.

Dugaan kecurangan itu terkuak saat petugas Kepolisian Resor (Polres) Pandeglang memergoki seorang guru berada di ruangan penyimpanan ujian nasional (UN) di sebuah madrasah tsanawiyah (MTs) swasta di Kecamatan Menes, Minggu malam lalu. Saat itu polisi menemukan segel sudah rusak dan amplop pembungkus naskah soal sudah terbuka.

Selain itu, polisi juga melihat sebagian naskah soal sudah ditandai dengan pensil. Diduga, tanda tersebut merupakan kunci jawaban soal untuk pelajaran Bahasa Indonesia.

Atas dasar temuan itu, polisi memeriksa kepala MTs berinisial Mtf dan empat guru. Mereka adalah Shd (guru Matematika), Stf (guru IPA), Ain (guru Bahasa Indonesia), dan Msf (guru Bahasa Inggris).

Para guru mengaku terpaksa membuka naskah soal karena mendapat tekanan dari atasannya. Tujuannya, untuk memenuhi target kelulusan 98 persen.

Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pandeglang Ajun Komisaris Yusuf Rahmanto, kelima guru itu diperiksa sebagai saksi. Hingga kemarin, polres belum menetapkan tersangka kasus dugaan kebocoran soal tersebut.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Banten Eko Endang Koswara membantah ada kebocoran soal di Pandeglang. "Itu bukan kebocoran soal karena naskah soal belum sempat dibagikan. Kejadian itu ditemukan polisi pada malam hari, saat ujian nasional SMP belum dilaksanakan," ujarnya.

Selain itu, tidak ada tekanan kepada para guru agar melakukan segala cara untuk memenuhi target kelulusan UN. Dinas Pendidikan hanya mengimbau agar siswa dipersiapkan menghadapi ujian nasional dengan cara diberikan pelajaran tambahan, bimbingan belajar, dan diadakan uji coba ujian nasional.

Eko menegaskan, secara umum pelaksanaan UN untuk tingkat SLTP di Banten berjalan tertib dan lancar. Tidak ada hambatan, termasuk kecurangan selama dua hari pelaksanaan UN.

SMS kunci jawaban

Di Palembang, Sumatera Selatan, pelaksanaan UN SMP diwarnai masalah beredarnya SMS atau layanan pesan singkat yang diduga berisi kunci jawaban soal. Pihak sekolah mengimbau peserta UN agar tidak memercayai SMS kunci jawaban tersebut karena menyesatkan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Menurut sejumlah siswa peserta UN dari SMP Negeri 1 Palembang, selama tiga hari ini mereka selalu menerima SMS berisi nomor urut dan kunci jawaban ujian nasional.

Kepala SMP Negeri I Palembang Mirwani mengimbau segenap siswanya agar percaya kepada kemampuan diri sendiri. Mengenai SMS yang diduga kunci jawaban itu, Mirwani membantah kebenarannya karena dia pernah mencocokkan dengan soal ujian dan ternyata tidak benar.

Selain diwarnai persoalan beredarnya SMS, seorang peserta UN di salah satu SMP negeri favorit di Kota Palembang mengaku dia dibantu memperoleh jawaban dari pengawas ujian.

Secara terpisah, Federasi Guru Independen Indonesia menilai ujian nasional sudah sepatutnya dievaluasi. Selain membebani anggaran negara dan masyarakat, ujian nasional justru merangsang hal negatif, antara lain kecurangan. (NTA/ONI/JON)

Tidak ada komentar: