Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun pada Jumat (2/5) pagi, atau bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional, 193 siswa di situ terpaksa belajar secara bergantian di ruangan yang tidak roboh.
Sebagian siswa kelas I sampai kelas III belajar mulai 07.00 pagi hingga pukul 10.00 WIB, setelah itu dilanjutkan siswa kelas IV hingga Kelas VI.
Beberapa guru mengakui, meskipun sebagian gedung sekolah roboh, proses belajar mengajar tetap berlangsung. Apalagi saat ini pihak sekolah tengah mempersiapkan siswa kelas VI yang akan mengikuti ujian kelulusan sekolah. Sejumlah siswa harus belajar di ruang darurat di sisi lain gedung.
Aswin, salah seorang guru yang ditemui SP menjelaskan, setiap ada hujan disertai angin kencang, guru dan siswa khawatir gedung akan roboh. "Kami selalu belajar dalam keadaan cemas. Kami berharap pemerintah bisa cepat membangun agar siswa bisa belajar," ujarnya.
Seorang siswa, Asep, mengatakan, banyak orang tuanya sudah mengkhawatirkan anak-anaknya belajar di ruang yang sudah tua. "Saya selalu dipesan sama orang tua untuk hati-hati. Katanya kalau ada hujan dan angin kencang, segera keluar kelas, takut roboh," ujarnya. Asep beserta guru dan orang tua, Kamis (1/5) pagi gotong-royong membersihkan puing-puing agar gedung sekolah bisa digunakan pada Jumat.
Ibnu (35), seorang warga yang tinggal dekat sekolah menjelaskan, kejadian robohnya gedung itu berlangsung cepat. "Bangunan roboh karena ditiup angin kencang, waktu hujan Rabu malam," ujar Ibnu.
Dia bersyukur tidak ada korban jiwa tertimpa reruntuhan bangunan. "Masih untung kejadiannya berlangsung malam hari. Kalau siang pasti banyak korban anak-anak," katanya.
Kepala Desa Mauk Barat Uci mengatakan, sekolah itu didirikan tahun 1973. Meski sudah sangat tua, tetapi bangunan itu belum pernah diperbaiki. Bangunan yang roboh itu adalah dua ruangan kelas yang merupakan ruang kelas 3 dan 4.
Kondisi bangunan yang tua sudah dikeluhkan guru maupun orang tua siswa. Namun, sekolah ini belum termasuk daftar sekolah yang akan diperbaiki Pemkab Tangerang.
Camat Mauk Aziz Gunawan mengakui jika sekolah itu belum pernah direnovasi total sejak dibangun. "Baru rehab ringan dalam bentuk pengecatan," ujarnya. Menurut Aziz, secara umum kondisi sekolah memang sudah sangat tua dan segera diperbaiki total.
Pasti Diperbaiki
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Ahmad Suwandi, Jumat (2/5) pagi, mengatakan, SDN Setia Bhakti Mauk Barat sudah termasuk sekolah yang diusulkan untuk perbaikan pada APBD Perubahan 2008.
Perbaikan juga akan dilakukan terhadap 1.605 ruang kelas dari tingkat SD hingga SMA di wilayah Kabupaten Tangerang yang kondisinya rusak parah dan mendesak untuk diperbaiki.
Perbaikan ruang kelas itu diharapkan rampung pada 2009 mendatang. "Kami minta semuanya bersabar, kami segera lakukan perbaikan. Kalau bisa menggunakan kelas bergantian ya gunakan bergantian," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Arif Wahyudi mengatakan Pemkab Tangerang hendaknya segera melaksanakan tata kelola data dan aset secara baik. Dewan sampai sekarang ini tidak memiliki data riil sekolah yang rusak parah dan harus diperbaiki sehingga kesulitan melakukan pengawasan. "Kalau data dan aset dikelola dengan baik, kita dapat dengan mudah memprioritaskan mana sekolah yang harus segera mendapat perbaikan," ujarnya.
Rehab Sekolah
Sementara itu, rehabilitasi 120 gedung SD dan SMP di Jakarta Timur tahun ini menelan biaya Rp 3 miliar. Dua di antaranya akan direhabilitasi total yakni SMPN 193 Ujung Menteng dan SMPN 234 Cakung. Sedangkan 16 gedung lainnya direhabilitasi berat dan sisanya rehabilitasi sedang.
Staf bagian Sarana dan Perlengkapan Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Timur R Buyung S Siregar, Rabu (30/4) mengatakan, proyek rehabilitasi itu langsung ditangani Dinas Pendidikan Dasar. "Untuk rehabilitasi tingkat berat dan sedang menjadi kewenangan suku dinas," katanya.
Dijelaskan, kebutuhan anggaran untuk merehabilitasi satu gedung yang kerusakannya cukup berat mencapai Rp 1,25 miliar, sedangkan kerusakan sedang sebesar Rp 800 juta, dan rehabilitasi sedang lanjutan Rp 400 juta. [132/B-15]
http://www.suarapembaruan.com/News/2008/05/02/index.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar