KOMPAS/LASTI KURNIA / Kompas Images Ratusan guru honorer dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam Forum Tenaga Honorer Sekolah Negeri Indonesia berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/5). Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional, mereka berharap agar guru dan tenaga honorer, terutama yang telah bertahun-tahun mengabdi, dapat diangkat menjadi pegawai negeri sipil. |
Jakarta, kompas - Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Jumat (2/5), dimanfaatkan berbagai kalangan di sejumlah daerah untuk berunjuk rasa menggugat kebijakan pendidikan nasional. Selain soal anggaran pendidikan dan ujian nasional, persoalan kesejahteraan guru juga menjadi tema yang diangkat pengunjuk rasa.
Di Jakarta, ribuan pengunjuk rasa melakukan aksi mereka di depan Istana Negara, Gedung DPR, dan Departemen Pendidikan Nasional. Mereka mendesak pemerintah agar sungguh-sungguh mengutamakan pendidikan untuk perbaikan masa depan bangsa.
Kebijakan pemotongan anggaran pendidikan sebesar 10 persen dari APBN, menurut pengunjuk rasa, menunjukkan sektor pendidikan belum menjadi prioritas pemerintah. Begitu juga rencana anggaran pendidikan 20 persen dari APBN masih jauh dari harapan.
Forum Tenaga Honorer Sekolah Negeri Indonesia dalam unjuk rasanya di Jakarta menuntut pengangkatan tenaga honorer guru menjadi pegawai negeri sipil. Di Bandung, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Bandung juga berunjuk rasa menuntut peningkatan kesejahteraan guru, terutama guru bantu dan guru honorer, serta peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.
Di Solo, Jawa Tengah, mahasiswa yang tergabung dalam Forum Bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) menyesalkan terjadinya komersialisasi pendidikan. Presiden BEM UNS Krisna Dwipayana mengatakan, Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan yang memungkinkan pengelola pendidikan mencari sumber finansial untuk membiayai pendidikan secara mandiri menggiring terjadinya komersialisasi pendidikan.
Di Medan, Sumatera Utara, ratusan guru dan mahasiswa berunjuk rasa menolak pelaksanaan ujian nasional. Mereka menilai, ujian nasional terlalu dipaksakan sehingga menimbulkan ekses negatif berupa banyaknya kecurangan para guru dan siswa.
Banyak kemajuan
Secara terpisah, dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Jakarta, Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan pembangunan pendidikan di Indonesia selama ini telah banyak kemajuan meskipun juga disadari masih terdapat banyak persoalan pendidikan yang harus diselesaikan.
Berbagai terobosan dilakukan pemerintah untuk menyediakan layanan pendidikan yang mampu menjangkau semua lapisan masyarakat. Semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan nasional diajak untuk berjuang membangun manusia Indonesia melalui pendidikan yang bermutu.
"Marilah kita jadikan peringatan Hardiknas 2008 ini untuk membangun peradaban bangsa Indonesia melalui pendidikan," ujarnya. (ELN/EKI/CHE/NDY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar