24 April 2008

Ujian Nasional, Sejumlah Pelanggaran Masih Terjadi

Kamis, 24 April 2008, Jakarta, Kompas - Memasuki hari kedua pelaksanaan ujian nasional untuk SMA/SMK, Rabu (23/4), sejumlah pelanggaran masih terjadi. Di Solo, Jawa Tengah, misalnya, empat siswa sekolah menengah atas tertangkap basah sedang mengakses telepon selulernya saat UN.

Empat siswa itu sedang membuka kiriman pesan singkat berisi sederet huruf dan angka yang diduga bocoran jawaban soal ujian nasional (UN). Tiga orang berasal dari sebuah SMA swasta dan seorang lagi dari SMA negeri. Anggota Tim Pemantau Independen UN Kota Solo, Taufiqurrahman, menuturkan, keempat ponsel diserahkan kepada pengawas setelah disita dari keempat siswa saat ujian mata pelajaran Bahasa Inggris dan Kimia.

Dari kedua ponsel itu terlihat kunci jawaban terkirim pukul 09.13 dan 09.22 saat ujian berlangsung. Pada ponsel lainnya kunci jawaban dikirim pukul 11.50. Ditemukan pula kiriman jawaban mata ujian Geografi pada salah satu ponsel.

Dua ponsel disita dari ruang yang sama saat mata ujian Kimia. "Ponsel itu disembunyikan siswa di bagian tubuhnya yang privat," ungkap Taufiqurrahman.

Seorang siswa sebuah SMK swasta, WS, mengungkapkan, sejak hari pertama dia sudah memanfaatkan kunci jawaban yang ditawarkan seseorang yang dikenal melalui seorang temannya. Kunci jawaban itu dijual Rp 100.000 untuk semua mata ujian. Jawaban diperoleh satu hari sebelum ujian berlangsung. Siswa menyalin "kunci jawaban" itu ke potongan kertas atau tangan mereka.

"Uangnya dikumpulkan dari seluruh teman sekelas. Tapi, setelah kami cocokkan dengan beberapa soal yang kami kerjakan sendiri ternyata tidak cocok," ujarnya.

Soal adanya kunci jawaban itu, tambahnya, sudah menyebar dari mulut ke mulut di hampir seluruh SMK di Kota Solo, baik negeri maupun swasta, sebelum UN tiba.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Solo Amsori mengatakan akan membentuk tim khusus untuk menemukan pelakunya. Pihaknya juga akan melibatkan Badan Pengawas Daerah dan kepolisian.

Kepala sekolah ditegur

Di Yogyakarta, Tim Pemantau Independen UN Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menegur kepala SMA swasta di Depok, Sleman, karena meminta waktu 10 menit pada awal ujian Bahasa Inggris untuk membaca soal listening comprehension terlebih dahulu.

Sesuai aturan, hal itu tak boleh dilakukan karena siswa harus membaca soal bersamaan dengan diputarnya kaset soal listening comprehension oleh pengawas. "Karena belum terjadi, kami hanya melakukan pembinaan pada pihak sekolah. Selain tidak sesuai dengan aturan, cara-cara seperti itu juga merugikan siswa karena mengurangi waktu untuk mengerjakan soal," ujar Wakil Koordinator Tim Pemantau Independen UN DIY Rochmat Wahab.

Secara umum, penyelenggaraan UN hari kedua lebih baik daripada hari pertama. Pengawas juga semakin meningkatkan pengawasan kepada peserta.

Di Jambi, Tim Pemantau Independen menyebarkan selebaran yang berisi ancaman sanksi bagi para pembocor soal-soal ujian nasional ke seluruh sekolah. Hal tersebut dilakukan agar siswa maupun sekolah lebih berhati-hati dalam melaksanakan UN.

"Ancamannya, UN bisa batal dan pelakunya bisa terjerat sanksi pidana," ujar Ketua Tim Pemantau Independen Provinsi Jambi Kemas Arsyad Shomad, Rabu. Meski demikian, belum ditemukan kasus kebocoran soal. (TIM KOMPAS)

Tidak ada komentar: