Padahal, masalah kerusakan gedung sekolah ditargetkan pemerintah bisa selesai paling lambat tahun 2009. Pada kenyataannya, dalam pantauan di beberapa wilayah di Banten dan Jawa Barat, Selasa (8/4), masih ditemui persoalan gedung sekolah yang rusak parah sehingga terancam ambruk, sekolah kekurangan ruangan kelas, hingga sekolah yang tak memiliki fasilitas perpustakaan dan tempat buang air kecil.
Ratusan siswa SDN Cikaret, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, misalnya, sampai saat ini terpaksa belajar di gedung sekolah yang hampir roboh. Dinding bangunan sekolah yang terbuat dari papan dan bilik bambu sudah rusak sehingga ruangan kelas jadi menyambung.
Kondisi sekolah yang rusak dan fasilitas yang kurang juga terdapat di sekolah yang terletak di pusat kecamatan, seperti SDN Ciparay I dan II, Kecamatan Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi. Perbaikan secara swadaya sudah diupayakan masyarakat, tetapi baru bisa untuk tiga ruangan kelas yang sangat sederhana.
Sementara itu, SDN Cibeber 5, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, kekurangan satu ruangan kelas. Akibatnya, siswa kelas II belajar di teras di depan kelas I.
Kondisi sekolah yang sangat memprihatinkan terlihat di SDN filial Lebak Pendeuy 1, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak. Sekolah yang sudah dua tahun diselenggarakan pemerintah ini menggunakan satu ruangan kelas yang terbuat dari bilik bambu yang sudah tua dan kondisinya lebih mirip kandang ayam.
Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan, pemerintah pusat dan daerah sebenarnya sudah sepakat untuk membiayai perbaikan sekolah rusak dengan besar 50 : 50. Dengan kesepakatan ini, seharusnya perbaikan sekolah rusak tetap bisa selesai paling lama akhir tahun depan. (ELN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar