23 April 2008

Intel Dikerahkan Jaga UN

SP/Ruht Semionno

Siswa SMAN 70 Jakarta mengerjakan soal ujian nasional yang hari ini, Selasa (22/4), mulai berlangsung serentak di seluruh Indonesia. Enam mata pelajaran diujikan dalam ujian nasional yang berlangsung selama tiga hari.

[GARUT] Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah berkoordinasi dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Intelijen Strategis (Bais) untuk mengawasi pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun ini. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya kebocoran soal ujian, seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

"Saya sudah punya daftar sekolah maupun dinas pendidikan yang kita tandai tidak jujur. Saya sudah berkoordinasi dengan BIN dan Bais untuk mengawasi UN kali ini," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo di sela-sela peninjauan pelaksanaan UN hari pertama di sejumlah SMA dan SMK, di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (22/4).

UN tingkat SMA dan sekolah sederajat digelar serentak, Selasa (22/4) hingga Kamis (24/4), diikuti 2,72 juta siswa se-Indonesia.

Mendiknas menegaskan, koordinasi dengan pihak intelijen dianggap sangat penting untuk menangkap mereka yang melakukan tindakan tidak jujur, seperti membocorkan soal ujian. Soal ujian sangat mungkin dibocorkan oleh guru, sekolah, dan dinas pendidikan di daerah. Pihaknya akan menindak tegas pihak-pihak yang membocorkan soal UN, antara lain dengan melaporkan permasalahan itu kepada aparat keamanan. "Membocorkan soal UN sama dengan membocorkan rahasia negara," kata Bambang.

Dalam pelaksanaan UN tahun ini, Mendiknas mengaku tidak mematok persentase tertentu bagi kelulusan siswa. Tetapi, pihaknya lebih menekankan pada kejujuran para guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan dalam melaksanakan UN.

"UN bukan ujian otak saja, tetapi yang lebih penting adalah ujian kejujuran," katanya.

Pada kesempatan itu, Bambang Sudibyo juga mengatakan, distribusi soal UN untuk kabupaten dan kota dilakukan terpisah. Naskah UN untuk tingkat kabupaten diserahkan pada Minggu (20/4), sedangkan untuk kota didistribusikan Senin (21/4). Selanjutnya, naskah ujian yang telah diberikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota, diserahkan langsung kepada kepala sekolah, disaksikan pengawas dari provinsi.

Kemudian kepala sekolah membawa soal ke polsek atau pospol terdekat untuk disimpan. Pada hari pelaksanaan UN, kepala sekolah bersama Tim Pemantau Independen (TPI) kabupaten/kota mengambil soal ujian.

Terkait hal itu, ratusan anggota TPI dikerahkan untuk mengawal UN di Kota Padang. Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat (Sumbar), Burhasman Bur mengatakan, naskah UN telah selesai didistribusikan sehari sebelum digelarnya UN.

Dikatakan, pengambilan naskah ujian dilakukan kepala sekolah bersama TPI di Polsek setempat dan hanya untuk mata pelajaran yang diujikan. "Jadi, jangankan guru, kepala sekolah pun tidak punya ruang untuk menyentuh naskah ujian," kata Burhasman.

Sekretaris TPI Sumbar, M Zaim menyebutkan, pihaknya mengerahkan 577 personel, yang bertugas mulai dari pengambilan master naskah, penggandaan naskah, pendistribusian ke kabupaten/kota, penyaluran ke sekolah, sampai mengawasi pelaksanaan UN. Personel TPI terdiri dari dosen dan mahasiswa yang tidak berprofesi sebagai guru.

Dari Bandung dilaporkan, 82 siswa Sekolah Menengah Kejuruan Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat tetap mengikuti UN, tanpa terhalang pengunjuk rasa di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat (Jabar), Selasa (22/4). Mereka terpaksa melewati penjagaan ketat polisi karena pada saat yang bersamaan digelar rapat pleno rekapitulasi dan penetapan hasil suara pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat di Kantor KPU yang letaknya bersebelahan dengan sekolah itu. [W-12/BO/153]

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/04/22/index.html

Tidak ada komentar: