11 April 2008

Beasiswa Miskin Dipotong, Anggaran Pendidikan Lebih Rendah Dibanding Tahun Lalu

Jakarta, Kompas 11/4/2008 - Seiring dengan pemotongan anggaran pendidikan sebesar 10 persen, sejumlah anggaran yang langsung menyentuh masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan ikut terkurangi. Pemotongan itu telah ditetapkan di APBN Perubahan yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPR, Kamis (10/4).

Anggaran yang terpotong tersebut antara lain anggaran beasiswa bagi siswa miskin dan bantuan operasional sekolah (BOS) khusus buku pelajaran.

Berdasarkan data Komisi X DPR yang merupakan hasil kesepakatan dengan Departemen Pendidikan Nasional, anggaran beasiswa siswa miskin yang semula Rp 359 miliar dipotong Rp 71,85 miliar sehingga tinggal Rp 287,15 miliar. Jumlah penerima beasiswa tersebut tidak akan dikurangi, tetapi unit cost terpangkas 20 persen sehingga dana yang diterima siswa berkurang. Awalnya, untuk siswa SD besarnya Rp 30.000 per bulan per siswa dan SMP Rp 60.000 per bulan per siswa.

BOS buku juga dipotong Rp 166 miliar. Awalnya, total anggaran untuk pos tersebut Rp 432 miliar sehingga kini tinggal Rp 266 miliar. Padahal, pembelian buku pelajaran termasuk pengeluaran yang paling memberatkan pada pendidikan dasar.

Turun drastis

Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sekaligus Wakil Koordinator Panitia Anggaran dari Komisi X, Wayan Koster, Kamis, mengatakan, pemotongan itu menunjukkan pendidikan tidak menjadi prioritas karena persentase pemotongan anggaran sama dengan departemen lain.

Pemotongan anggaran itu juga menyebabkan jumlah anggaran pendidikan lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu. Anggaran Depdiknas tahun 2007 sebesar Rp 45,9 triliun dan belum mencapai 20 persen APBN sesuai amanat konstitusi. Sedangkan setelah APBN-P 2008 yang disahkan kemarin, anggaran Depdiknas tinggal Rp 44,7 triliun.

”Anggaran fungsi pendidikan tanpa gaji guru persentasenya 11,8 persen tahun 2007. Sedangkan dengan penghitungan yang sama, anggaran pendidikan hanya 9,6 persen setelah APBN-P tahun ini. Pemotongan anggaran hanya bersifat menyelamatkan postur APBN dalam jangka pendek,” ujarnya.

Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Golkar, Ferdiansyah, mengatakan, pemotongan anggaran jelas berat. Dia berharap Depdiknas mengoptimalkan anggaran yang ada. (INE)

Tidak ada komentar: