29 April 2008

Banyak Siswa Tidak Ikut Ujian Nasional Susulan * Sebagian Sudah Bekerja

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO / Kompas Images
Sekretaris II Subrayon III Kota Yogyakarta Widodo Muryono Haryo menunggu kehadiran peserta ujian nasional susulan di SMK Negeri 4 Yogyakarta, Senin (28/4). Tidak satu pun dari 12 siswa yang terdaftar sebagai peserta ujian nasional susulan mengikuti ujian nasional susulan di subrayon tersebut.
Selasa, 29 April 2008 | 01:25 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Ujian nasional bagi siswa SMA/SMK yang tidak bisa mengikuti UN pada 22-24 April lalu atau tidak lulus UN tahun lalu disediakan mulai Senin kemarin hingga Rabu (30/4). Meski demikian, UN susulan ini di sejumlah daerah sepi peminat. Padahal, panitia penyelenggara, pengawas, dan soal-soal sudah disiapkan dalam jumlah memadai.

Di SMKN 4 Yogyakarta, misalnya, dari 12 siswa yang terdaftar mengikuti UN susulan, tak satu pun yang hadir. Sebanyak 10 orang di antaranya adalah siswa yang tidak lulus tahun lalu, tetapi sudah lulus ujian kesetaraan Paket C.

"Kami sudah menghubungi mereka sejak beberapa bulan lalu, baik lewat telepon maupun mendatangi rumahnya. Mereka menyatakan tetap ingin mengikuti UN, namun saat UN utama maupun UN susulan tidak hadir," tutur Kepala SMKN 4 Yogyakarta Aruji, Senin.

Dua siswa SMKN 2 Yogyakarta yang terdaftar juga tidak hadir. Menurut Kepala SMKN 2 Marwata HN, mereka memang sudah jarang mengikuti pelajaran selama beberapa bulan terakhir karena malas. Padahal, sekolah sudah mendatangkan guru Bimbingan dan Konseling secara intensif ke rumah.

Kondisi yang sama terjadi di SMK 5 yang menjadi Subrayon IV Kota Yogyakarta dan membawahi delapan sekolah. Dari total 18 siswa yang seharusnya ikut ujian susulan dalam satu rayon, ternyata hanya 11 siswa yang masuk. Itu pun, seorang siswa mengerjakan di RS PKU Muhammadiyah Bantul lantaran menderita sakit cikungunya.

Di SMAN 3 Yogyakarta ada empat siswa yang tak masuk. Menurut Jumiran, sekretaris subrayon I di sana, satu siswa mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri dan pihak sekolah telah memberi tahu jauh hari sebelumnya.

Di Kabupaten Kulon Progo, ujian nasional susulan hanya diikuti dua peserta dari 39 siswa yang terdaftar sebagai peserta. Ketua Panitia Pelaksanaan UN Kulon Progo Yatiman mengungkapkan, mayoritas peserta UN susulan adalah siswa SMA atau SMK yang tidak lulus tahun lalu dan belum menempuh ujian kesetaraan Paket C.

Ketua Penyelenggara UN Provinsi DI Yogyakarta K Baskara Aji menyampaikan, rendahnya partisipasi UN susulan ini terjadi antara lain karena banyak siswa yang sudah lulus ujian kesetaraan Paket C ataupun tidak ingin lagi mengikuti UN didaftarkan oleh sekolah masuk ke dalam Daftar Nominasi Tetap Peserta UN.

"Memang lebih baik seperti itu sehingga siswa tetap memiliki kesempatan untuk mengikuti ujian nasional dan memperoleh ijazah," ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan DIY Suwarsih Madya berharap pihak sekolah bisa mengajak siswa yang tidak datang ke UN utama agar bisa mengikuti UN susulan. "Sangat disayangkan jika tidak datang," ujarnya.

Di Kota Tegal, Jawa Tengah, sebanyak 21 siswa SMA dan SMK tidak memanfaatkan UN susulan. Sebagian besar dari mereka sudah bekerja sehingga sulit meninggalkan pekerjaannya.

Kesempatan terakhir

Secara terpisah, Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan Djemari Mardapi di Jakarta mengatakan, UN susulan ini merupakan kesempatan terakhir bagi siswa yang tidak lulus UN.

"UN susulan memang kesempatannya hanya sekali ini. Kalau murid belum bisa juga mengikuti ujian, kami tak bisa menyelenggarakan lagi tahun ini," ujar Djemari Mardapi.

Dia mengatakan, pada dasarnya siswa yang belum menempuh UN dapat saja menempuh UN pendidikan kesetaraan Paket C bagi siswa sekolah lanjutan tingkat atas, tetapi mereka harus mengikuti sejumlah persyaratan.

"Mereka harus terdaftar dan mengikuti pembelajaran di pendidikan nonformal agar dapat ikut ujian," ujarnya. Saat berpindah jalur ke pendidikan nonformal, mereka tidak harus mengikuti pembelajaran dari awal di lembaga pendidikan nonformal. Pembelajaran tinggal disesuaikan dengan tingkat belajar terakhir di pendidikan formal. (WER/DYA/YOP/PRA/RWN)

Tidak ada komentar: