JAKARTA, KOMPAS.com - Program sekolah gratis memang sangat membantu orang tua murid, karena mereka tidak lagi harus membayar uang pangkal ataupun iuran perbulan sang anak. Sebaliknya, bagi pihak sekolah, anggaran untuk sekolah gratis dirasakan masih kurang.
Akibatnya, pihak sekolah harus mencari cara untuk memenuhi kekurangannya. Hal tersebut diungkapkan oleh Alex Djumudi, Kepala Sekolah SDN 02 Pagi, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (13/7).
"Anggaran itu kurang, terlebih pada sekolah yang mempunyai banyak ekskul seperti kami. Tapi kami tidak akan meminta kepada orang tua murid, karena itu menyalahi aturan," ujar Alex.
Menurutnya, anggaran program sekolah gratis berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pemda sebesar Rp.400.000 persiswa pertahun, serta Bantuan Operasional Pemda (BOP) Rp.720.000 persiswa pertahun.
Alex menambahkan, biasanya kekurangan dana akan sangat terasa pada saat sekolah ingin mengikuti lomba-lomba ekstrakulikuler. Hal itu juga kerap terjadi saat sekolah mengadakan acara seperti perpisahan atau acara hari besar keagamaan.
Kurangnya anggaran, lanjut Alex, juga membuat pihak sekolah harus bernegoisasi dengan pembina ekstrakulikuler agar mereka mau dibayar dengan honor murah. Untuk mengakalinya, Alex akan meminta bantuan pada komite sekolah. Biasanya komite sekolah akan memberikan batuan misalnya transportasi atau konsumsi.
"Ada juga patungan, tetapi sifatnya tidak memberatkan," terang Alex.
Artikel Terkait:- Sekolah Gratis Hanya di Televisi, Bukan di Sekolah
- Nasib Anggaran Pendidikan, Sudah Kecil Dikorupsi Pula!
- Sekolah Gratis Hanya "Tong Kosong"
http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/07/13/1623377/Waduh..Anggaran.Sekolah.Gratis.Masih.Kurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar