22 Maret 2009

Perempuan Indonesia Itu Cantik

FOTO-FOTO: KOMPAS/PRIYOMBODO

Ilham Khoiri

Minggu, 22 Maret 2009 | Terlahir sebagai perempuan cantik, mewarisi perusahaan kecantikan besar, dan mengurusi orang-orang cantik, apakah yang paling dinginkan Wulan Tilaar Widarto (32)? "Saya ingin semua perempuan Indonesia merasa cantik, lebih percaya diri sehingga kemudian makin berdaya dan produktif," katanya.

Bertemu dengan Wulan, Deputi General Manajer PT Martha Tilaar Beauty Gallery, salah satu sayap perusahaan Martha Tilaar Grup, Kamis (19/3) lalu, seperti menemukan kesejukan di tengah kesumpekan.

Betapa tidak. Jakarta tengah hari itu sungguh terik. Pawai kampanye partai politik memperparah keruwetan jalanan Jakarta yang sudah diharu biru kemacetan lalu lintas. Ribuan foto calon anggota legislatif (caleg) yang tersenyum-senyum manis di penjuru jalanan menyeruakkan ironi di tengah realitas hidup yang carut-marut di negeri ini.

Tepat pada saat momen itu, kami berhadapan dengan perempuan yang bening, sehat terawat, dan menggembirakan. Kami bercakap di satu ruangan yang adem dan steril di etalase Martha Tilaar di Jalan Rasuna Said, Kuningan. Interior kayu ditata menawan, wewangian dari tetumbuhan tradisional menguar di udara.

"Apa yang saya peroleh adalah anugerah," begitu respons Wulan atas berbagai keberuntungannya. Namun, anugerah itu mendatangkan tanggung jawab. "With great power comes great responsibility," turutnya.

Perempuan ayu ini adalah anak ketiga pasangan Martha Handana (72) dan Alex Tilaar (77), pendiri Martha Tilaar Grup. Dia tengah disiapkan untuk menggantikan sosok Martha yang semakin sepuh. Itu juga ditegaskan Lanny Rahadi, Humas Martha Tilaar, yang menemani wawancara.

Sebagai penerus, Wulan dituntut melanjutkan bisnis kecantikan yang dibangun orangtuanya sejak tahun 1970-an itu. Selebihnya, dia diharapkan memajukannya di tengah kompetisi yang makin tajam.

"Meneruskan itu tidak gampang. Untunglah kami bekerja bersama enam orang dari generasi kedua Martha Tilaar." Wulan menyebut dua kakak, satu adik, satu sepupu, dan suaminya (Kunto Widarto).

Kini, Wulan dipercaya mengurus Martha Tilaar Salon & Day Spa serta menjadi Direktur Puspita Martha International Beauty School. Lewat dua anak perusahaan dengan 300-an karyawan itu, dia menggembleng diri sambil menjajaki kemungkinan pengembangan.

Untuk salon dan spa, dia pertahankan ramuan tradisional Nusantara—ciri khas Martha Tilaar. Buat lulur, misalnya, tetap pakai ramuan beras, kunyit, dan akar wangi. Pengasapan organ intim perempuan (layanan ini biasa disebut "Ken Dedes") mengandalkan bahan ratus. Saat bersamaan, dia juga ikut mendorong eksperimen bahan natural lain, seperti ramuan jahe emas untuk perawatan kulit atau perpaduan cokelat atau kopi lemon untuk merawat tubuh.

Sebagai direktur sekolah kecantikan, Wulan kembali mendatangkan pengajar dari luar negeri dan mengirim pengajar lokal ke mancanegara. Dari hanya ada di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta, sekolah itu diperbesar dengan buka cabang di Bandung, Batam, Solo, dan Palangkaraya. "Kini, ada sekitar 2.000 lulusan per tahun," katanya.

Mimpi

Di luar rutinitas memutar roda bisnis kecantikan Martha Tilaar Grup, adakah obsesi lain Wulan? "Saya ingin mengembangkan usaha ini ke pasar internasional sehingga produk kecantikan Indonesia sejajar dengan produk luar negeri."

Untuk mencapai mimpi itu, katanya, perusahaan akan fokus menggarap pasar ASEAN dulu. Setelah lancar, pasar diperluas ke wilayah Asia, baru kemudian mendunia.

Bagaimana bisa yakin mimpi itu bakal terwujud? "Jika pandai menggali kekayaan alam dan kearifan budaya Nusantara, kita dapat menghasilkan produk kecantikan yang unik. Keunikan itulah kekuatan kita di tengah pasar global."

Di luar itu, dia ingin mengajak perempuan Indonesia untuk lebih percaya diri pada kecantikannya. Untuk soal kulit, katanya, kita semestinya mensyukuri warna sawo matang atau kuning langsat. Warna itu lebih segar, natural, dan terlihat tidak pucat.

"Orang bule yang berkulit putih pucat itu mau berjemur panas-panasan di pantai demi mencoklatkan kulit. Kenapa kita malah memutihkan kulit?"

Jadi, sebenarnya apa sih cantik itu, Mbak? "Cantik itu sehat, percaya diri, menerima diri apa adanya. Tidak semua dari kita harus bertubuh kutilangdasi: kurus, tinggi, langsing, dada berisi. Cantik itu harmoni antara kesehatan fisik dan batin."

Dengan menjadi cantik, apa yang diperoleh perempuan? "Perempuan akan lebih percaya diri, lebih positif berpikir, dan makin produktif."

Bicara soal produktivitas, Wulan turut mendorong program pelatihan kecantikan untuk para perempuan korban tsunami Aceh dan gempa Yogyakarta. Bekerja sama dengan gubernur dan wali kota di daerah, sekolah kecantikan memberikan pelatihan paes pengantin sesuai daerah masing-masing, gunting rambut keluarga, dan membantu peralatan lengkap.

Sejak tahun 2001 dikembangkan Balisari Training Center di Kuta, Bali. Gadis-gadis dari kampung dikumpulkan dan dibina menjadi terapis spa secara gratis. Setiap tahun ada 300-an lulusan yang kemudian disalurkan pada spa Martha Tilaar yang punya lima cabang di Jakarta, satu di Surabaya, dan 40-an franchise di kota-kota lain.

"Kecantikan akhirnya bisa memberdayakan perempuan, meningkatkan kesejahteraan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat."

 

 Wulan Tilaar Widarto 

• Lahir: Jakarta, 13 Juli 1977 • Suami: Kunto Widarto (36) • Anak: Anjani Anatolia Widarto (6), Atira Aurelia Widarto (3) • Ayah: HAR Tilaar (77) • Ibu: Martha Handana (72) • Anak ke-: 3 dari 4 bersaudara

• Pekerjaan: Deputy General Manager PT Martha Tilaar Beauty Gallery, membawahi: - Martha Tilaar Salon & Day Spa - Puspita Martha International Beauty School - Cipta Busana Martha Tilaar - Art & Beauty Martha Tilaar

• Pendidikan: - SMA Santa Theresia, Jakarta - Graphic Design, College of Mount ST Joseph Cincinnati, Ohio, AS (1995-1999) - Mass Communication Advertising, Boston University, AS (1999-2001)

• Pengalaman/pelatihan: - Pengasuh Rubrik Kecantikan Okezone.com (2007-sekarang) - Cidesso Conggres, Athens (2006), Malaysia (2007) - Seminar Spa Cosmoprof Hongkong (2008)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/22/02592788/perempuan.indonesia.itu.cantik


Tak Segan Belajar

"Saya beruntung bisa belajar langsung pada guru yang hebat," kata Wulan Tilaar Widarto. Guru hebat itu tak lain adalah ibunya sendiri, Martha Tilaar, perintis perusahaan kecantikan Martha Tilaar.

Sejak kecil, Wulan sudah diperkenalkan pada soal-soal kecantikan. Pulang sekolah, dia bersama saudara-saudaranya sering mengunjungi salon. Awalnya, gadis itu hanya lihat-lihat sambil bermain, tetapi lama-lama timbul rasa suka.

Saat remaja, dia ikut berbagai kursus kecantikan. Ketika ibunya sedang sibuk membuka stan di Pekan Raya Jakarta, misalnya, dia ikut jaga sambil bagi-bagi brosur. Saat libur sekolah, dia diajak mendatangi pabrik penghasil berbagai produk kecantikan.

Selepas SMA di Jakarta, Wulan belajar desain grafis di College of Mount ST Joseph Cincinnati, Ohio, Amerika, lalu ambil program komunikasi periklanan dari Boston University. Lulus tahun 2001, dia sempat mencari pengalaman di luar negeri.

Dia baru bergabung dengan Martha Tilaar Grup tahun 2005. Mula-mula, dia masuk bagian art development sambil mengenali operasional perusahaan. Di situ, dia hanya betah tiga bulan. "Struktur bagian ini sudah mapan," katanya.

Wulan baru merasa memperoleh tantangan setelah dipercaya mengurus Martha Tilaar Salon & Day Spa serta sekolah kecantikan Puspita Martha International Beauty School. Di situ juga, ilmu desain grafis dan komunikasi periklanan dapat diterapkan.

"Saya menemukan kegairahan. Saya senang ngopeni dari pritilan kecil-kecil sampai ambil keputusan besar."

Apa tidak berat mewarisi bisnis besar yang dirintis orangtua? "Awalnya berat karena terbebani banyak harapan. Tapi, setelah itu saya anggap sebagai tantangan, semuanya berjalan lancar. Saya pegang ajaran ibu agar tetap rendah hati dan mau belajar. Kalau maunya serba instan, saya tak akan jadi siapa-siapa."

Dengan etos seperti itulah, Wulan akhirnya pelan-pelan beradaptasi dalam denyut bisnis kecantikan itu dan bersiap mengembangkannya. "Walaupun anaknya Martha Tilaar, Wulan itu sederhana, apa adanya, tidak semena-mena. Dia mau belajar dan suka tanya," kata Lanny Rahadi, perempuan awet muda asal Pasar Nongko, Solo, yang jadi Humas Martha Tilaar itu. (iam)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/22/02582930/tak.segan.belajar

Tidak ada komentar: