Joko Sutrisno, Direktur Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional, Rabu (14/1) di Jakarta, mengatakan, pengadaan peralatan praktik SMK cukup mahal karena selama ini mengandalkan dari pembelian di luar negeri.
Momen merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat akan dijadikan introspeksi untuk bisa menyediakan peralatan atau perakitan alat-alat praktik di dalam negeri.
"Untuk SMK dengan program keahlian seperti teknik, otomotif, mesin, atau penerbangan memang masih susah untuk memenuhi peralatan praktik sesuai standar nasional," kata Joko.
Menurut dia, untuk SMK dengan program keahlian bisnis dan manajemen atau teknologi informasi, peralatan praktik di sekolah sudah banyak yang memenuhi standar nasional.
"Untuk SMK yang masih terbatas peralatan praktiknya harus didukung oleh perusahaan-perusahaan. Cara lain yang sedang dikembangkan yakni merakit sendiri yang harganya pasti lebih murah," ujar Joko.
Berdasarkan data Direktorat Pembinaan SMK Depdiknas, ada 19.320 program keahlian. Program keahlian yang sangat variatif ini dikelompokkan dalam 13 rumpun. Mulai dari yang paling banyak sekolah dan peminatnya adalah bisnis dan manajemen; teknik mesin, tekstil, dan industri; teknik mekanik otomotif; pariwisata, tata busana, tata kecantikan, tata boga, dan pekerja sosial. Ada juga kelautan, pelayaran, dan budidaya ikan serta program keahlian lainnya.
Dari riset yang didukung Direktorat Pembinaan SMK Depdiknas dengan penanggung jawab Harry Suliswanto ditemukan banyak pimpinan SMK yang belum mengetahui standar peralatan yang harus dimiliki supaya tidak ketinggalan dengan yang dimiliki dunia usaha. (ELN)
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/01/15/01034375/peralatan.praktik.smk.di.bawah.standar.nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar