"Tidak mudah bagi dia berjuang sendirian. Jadi, yang 'waras' harus mencari kawan sebanyak-banyaknya," kata pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, KH Mustofa Bisri (63), saat berdialog dengan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir, Sabtu (10/1) di Rembang, Jawa Tengah.
Tokoh agama sekaligus budayawan yang akrab disapa Gus Mus itu menyinggung pula tentang perbedaan antara negarawan dan politikus. Seorang negarawan mampu berpikir keindonesiaan. Ini berbeda dengan politikus yang kerap mementingkan kelompok atau partai.
"Syukur-syukur bisa menjadi politikus yang berjiwa negarawan. Sungguh 'gila' jika seorang politikus Indonesia berkecimpung di partai, tetapi tidak memikirkan Indonesia," tuturnya.
Gus Mus mengingatkan, partai politik merupakan alat, bukan tujuan. Untuk itu, partai politik seharusnya tak melulu memikirkan kepentingan sendiri, melainkan kepentingan Indonesia.
"Kunci utama menjadi pemimpin adalah jujur dan mementingkan bangsa yang dipimpinnya," ujar penulis Mencari Bening Mata Air itu. (HEN) http://cetak.kompas.com/namaperistiwa Selasa, 13 Januari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar