Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari mengatakan dana program pendidikan spesialis gratis bagi dokter, senilai Rp 1 triliun bersumber dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Seperti pernah disampaikan Wapres Jusuf Kalla, Menkes mengatakan, kebijakan itu diambil, karena keterbatasan anggaran kesehatan dan program yang dijalankan juga berkaitan dengan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan dokter di Tanah Air.
Hal itu dikemukakan Menkes dalam suatu dialog di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (30/8). Menurut dia, program yang dijalankan tahun 2009 itu diprioritaskan bagi dokter umum yang bertugas di daerah terpencil, dan dokter spesialis yang dibutuhkan dewasa ini adalah spesialis bedah (SpB), spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), spesialis anak (SpAn) dan spesialis penyakit dalam (SpPD).
Dosen
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Dikti Depdiknas) Fasli Jalal, di Jakarta, Minggu (31/8) mengatakan, kualitas dosen yang rendah sangat mempengaruhi kualitas perguruan tinggi (PT), baik perguruan tinggi swasta (PTS) maupun perguruan tinggi negeri (PTN).
Karena itu, PT harus mendorong para pengajarnya untuk meningkatkan kualitasnya. Misalnya, dengan melakukan penelitian dan meningkatkan jenjang pendidikannya.
"Harus diakui kualitas sebagian besar PT di Indonesia masih rendah, sehingga belum mampu bersaing di tataran internasional. Karena itu, diimbau pengelola PT mengubah pola pikir dan mengacu kepada kualitas pendidikan internasional. Sementara itu, Pemerintah mendorong perguruan tinggi nasional untuk mengembangkan diri, sehingga mencapai peringkat yang terpandang di dunia internasional," katanya.
Menurut Fasli, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas para pengajar PT dengan memberikan beasiswa. "Sehingga, pada masa depan, dosen kita minimal S-2," katanya.
Diterangkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas memberikan beasiswa program master (S2) dan doktor (S3) untuk menempuh pendidikan ke luar negeri. Beasiswa tersebut ditujukan bagi para 1076 dosen pada PTN dan PTS.
Dikatakan, saat ini pemerintah mengirimkan 400 dosen ke wilayah Asia, 250 dosen ke Australia, dan 300 dosen ke Eropa. "Tahun depan rencananya kami tambah lagi 800 orang dosen baru," katanya.
Ditanyakan anggaran yang disediakan dalam program beasiswa dosen, Fasli mengemukakan, total dana yang dihabiskan untuk program beasiswa dosen ini mencapai Rp 600 miliar.
Pada 2009 angka ditargetkan naik menjadi lebih dari Rp 1 triliun, khusus untuk melayani 130.000 dosen negeri dan swasta. Targetnya, katanya, delapan tahun mendatang tidak ada lagi dosen PTN dan PTS, tetapi memiliki kualifikasi di bawah S2. [Ant/W-12]
1 komentar:
koreksi untuk singkatan untuk dokter spesialis anak adalah SpA, bukan SpAn, karena SpAn untuk spesialis anestesi.
Posting Komentar