Protes yang dilakukan para siswa itu ditunjukkan dengan cara mengumpulkan tanda tangan penolakan yang disertai surat pernyataan secara terbuka, Selasa (24/6). Selain itu, para siswa pun menolak masuk ke dalam ruang kelas dan hanya bergerombol di depan gedung sekolah. Bahkan, tindakan itu dilakukan para siswa sejak Senin (23/6).
Aksi para siswa kali ini hanya berlangsung sekitar dua jam. Aparat keamanan gabungan dari Polsek dan Satpol PP Kecamatan Jatibarang yang datang ke lokasi, langsung menghalau para siswa untuk amsuk ke dalam kelas. Salah seorang siswa kelas X.6, Sri Ningrum menjelaskan, kegiatan matrikulasi itu dinilai memberatkan beban ekonomi orang tua. Tak hanya itu, kegiatan tersebut juga dilakukan saat para siswa seharusnya libur sekolah. ''Pokoknya kami menolak kegiatan matrikulasi itu,'' katanya menegaskan.
Kepala sekolah SMA Negeri 1 Jatibarang, Drs Achdiani mengakui adanya penolakan dari para siswa terkait rencana kegiatan matrikulasi. Namun, dia mengaku, tidak pernah menyampaikan paksaan tentang pungutan biaya matrikulasi terutama bagi siswa tidak mampu. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Drs H Suhaeli mengaku terkejut dengan aksi protes siswa kelas X SMA Negeri 1 Jatibarang. Dia menjelaskan, telah memberintahkam kepala sekolah, pengawas dan pihak terkait lain untuk mengkaji ulang program matrikulasi tersebut.
Sementara itu, sebanyak 614 siswa SMA/MA di Kabupaten Ciamis, Selasa (24/6) mengikuti ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) di gedung SMAN 3 Ciamis. Selain diikuti oleh siswa yang berasal dari sekolah formal, UNPK juga diikuti siswa yang belajar di pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM). Dijelaskan Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah dan Olahraga Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Mex Sofyan, untuk UNPK tahun ini mengalami peningkatan jumlah peserta. Tahun lalu peserta UNPK sekitar 250 orang. lis/mus
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=338908&kat_id=89
Tidak ada komentar:
Posting Komentar