11 Mei 2008

Memilih Lembaga Bimbingan Belajar Butuh Keterlibatan Pihak Sekolah

Kompas, Minggu, 11 Mei 2008 - Memilih lembaga bimbingan belajar yang baik mutlak diperlukan. Pasalnya, tidak semua bimbingan belajar memiliki kualitas yang bagus. Pendidik Arief Rachman mengungkapkan, orangtua sebaiknya tidak terjebak dengan promosi yang ditawarkan lembaga bimbingan belajar.

"Sebelum memasukkan anak ke sebuah tempat bimbingan belajar, sebaiknya orangtua mencari tahu lebih dulu reputasi lembaga yang bersangkutan," kata Arief.

Pihak sekolah juga jangan melepaskan siswanya begitu saja untuk memilih bimbingan belajar. Siswa diberi rujukan lembaga bimbingan belajar mana saja yang bagus kualitasnya. Kepala sekolah sebaiknya menjalin hubungan dengan kepala bimbingan belajar. Hal ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dilaksanakan.

"Saya dulu banyak bertanya kepada kepala bimbingan belajar apa saja yang mereka ajarkan," kata Arief menceritakan pengalamannya ketika menjadi kepala sekolah di Labschool, Jakarta. Dengan berdialog, kata Arief, pihak sekolah dan bimbingan belajar bisa saling mempelajari metode pengajaran masing-masing.

Pemetaan

Karena terjalin hubungan dengan pihak sekolah, penyelenggara bimbingan belajar tahu seperti apa profil (pemetaan) anak-anak yang masuk ke sekolahnya. Pemetaan ini bisa diperoleh dari laporan pihak sekolah. Dengan pemetaan ini, tutor di bimbingan belajar langsung bisa mengajar anak sesuai dengan kekurangan mereka. "Jadi tidak usah mulai dari nol lagi," kata Arief.

Di lembaga bimbingan belajar yang berkualitas, pemetaan terhadap siswa ini sudah dilakukan. Pemetaan ini bisa didapat dari sekolah atau dibuat dengan mengadakan semacam tes penempatan. Namun, di tempat bimbingan belajar yang kurang bermutu, cara seperti ini tidak dilakukan.

"Kebanyakan bimbingan belajar menyamaratakan kemampuan anak. Tanpa melihat persoalan dan kekurangan yang dihadapi anak, bimbingan belajar memberikan materi pengajaran yang sama, lalu menambahnya dengan banyak latihan soal," papar Arief.

Menurut dia, idealnya bimbingan belajar dilakukan sendiri oleh pihak sekolah karena gurulah yang paling tahu kelebihan dan kekurangan siswanya. Namun, kata Arief, untuk menyelenggarakan bimbingan belajar di sekolah sejak awal harus sudah dilakukan pemetaan terhadap kemampuan masing-masing anak.

Ujian nasional yang semakin "menakutkan" orangtua dan juga para guru membuat mereka berpikir praktis. Untuk mengejar output nilai yang tinggi, mereka lalu menyerahkan anak-anaknya pada bimbingan belajar. Mereka beranggapan, setelah masuk bimbingan belajar, semuanya menjadi aman. (IND)

Tidak ada komentar: