[JAKARTA] Pemerintah jangan mempermainkan anggaran, antara lain secara tiba-tiba memberi bantuan khusus mahasiswa (BKM) berkaitan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Pemberian BKM dinilai sebagai upaya membungkam mahasiswa yang kritis dan berpotensi memecah belah mahasiswa.Ketua Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan (Pedoman Indonesia) M Fadjroel Rachman, di Jakarta, Kamis (29/5), mengatakan, selama ini tidak pernah ada satu pun pernyataan penyisihan subsidi BBM untuk BKM. Keputusan baru dikeluarkan oleh pemerintah dua hari terakhir ini.
Fadjroel menilai, BKM sebagai uang "suap" dan menghina gerakan mahasiswa, karena memberi kesan mahasiswa bergerak agar mendapatkan bagian dari dana subsidi BBM. "Sebagian besar mahasiswa menolak BKM, karena mereka menyadari ini alat suap untuk menghentikan gerakan mahasiswa," ujarnya.
Anggaran sebesar Rp 200 miliar akan dibagikan kepada 400.000 mahasiswa di 83 perguruan tinggi negeri dan 2.700 perguruan tinggi swasta, yang masing-masing mendapat Rp 500.000 per semester. Jumlah itu merupakan 10 persen dari empat juta mahasiswa.
Di beberapa daerah, seperti di Sumatera Barat (Sumbar), mengaku belum mempunyai data mahasiswa dari keluarga miskin. Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi, mengemukakan, pihaknya belum diminta oleh pemerintah pusat untuk mendata jumlah mahasiswa dari keluarga miskin yang berhak menerima BKM.
Sementara itu, dalam Sidang Paripurna ke-15 Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Jakarta, Kamis (29/5), mantan Presiden BJ Habibie mengatakan, persiapan matang perlu untuk menghadapi kenaikan harga BBM.
"Saya yakin bahwa pemerintah telah berusaha, mendengar, dan mengambil langkah yang terbaik. Masalah ini dihadapi oleh tiap negara. Jadi, kita jangan mempersulit keadaan. Semua pihak harus bekerja bersama. Masyarakatnya juga bersatu," ujarnya.
Habibie mengingatkan, tindakan anarkis tidak bisa dibenarkan. Dia mengakui, berdemonstrasi adalah bagian terpadu dari demokrasi, tapi kalau sudah anarkis, itu harus diambil tindakan yang keras. [RPS/BO/S-26]

Tidak ada komentar:
Posting Komentar