Kemarin (2/5) murid-murid sengaja tidak diliburkan. "Kami sedang mempersiapkan ujian semester," tutur Siti Marhawa, guru kelas lima, yang ruangan kelasnya tidak runtuh. Ujian akan dilaksanakan satu bulan lagi, sementara belum ada jaminan perbaikan dari pemerintah daerah. "Kami terpaksa mengajar di lantai, terutama untuk kelas tiga dan kelas empat," tuturnya.
Pantauan Republika, pagi hari, puluhan murid kelas tiga dan kelas empat melakukan kegiatan belajar-mengajar di lantai luar, tanpa alas pada lantainya. Mereka rela duduk-duduk di lantai yang becek akibat hujan dua hari sebelumnya. Hanya dengan sebuah papan tulis, mereka belajar dari pagi hingga siang.
"Selama sepuluh tahun saya mengajar di sini, sudah tiga kali sekolah ini direhab," kata Nahrawi, guru agama. Meskipun begitu, bangunan sekolah tersebut, menurutnya, jauh dari stabil. "Bangunan yang baru dibangun dua tahun yang lalu saja sudah retak-retak," kata Nahrawi. Ia mengharapkan pemerintah daerah melakukan tindakan secepat mungkin untuk memperbaiki sekolah yang terletak di tengah sawah tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Dasar, Ahmad Suwandi, mengakui dua ruangan kelas tersebut memang sudah rusak. Jatah perbaikan SD tersebut, ungkapnya, sebenarnya baru akan terjadi pada tahun 2009. "Mengingat masih sebanyak 1.605 ruang kelas di Tangerang yang rusak," tuturnya.
Tetapi pihaknya akan segera memperbaiki sekolah tersebut. "Anggaran yang akan dipakai adalah anggaran tahun ini," katanya. Ia menyatakan perbaikan tersebut akan menggunakan anggaran mendesak.
Hujan deras dan angin kencang yang terjadi Rabu (30/4) malam di desa tersebut, mengakibatkan dua ruangan kelas SD tersebut ambrol. Atap ruangan kelas tiga hancur total. Sementara, atap ruangan kelas empat hancur sebagian. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka akibat peristiwa naas tersebut.
Meskipun hanya sebagian, ruangan kelas empat tetap tidak bisa dipakai. "Kami semua mengalami trauma," tutur Nahrawi. Ia menuturkan, meskipun ruangan kelas terlihat masih bisa dipakai, namun ia takut menggunakan ruangan tersebut. "Mendingan kami belajar di lantai luar," tuturnya.
Nahrawi mengatakan dua ruangan kelas tersebut baru saja direhab berat dua tahun yang lalu. Ia mengatakan ambrolnya atap ruangan tersebut murni kesalahan dari pemborong. "Yang merehab saja tidak becus," katanya. Ia mengancam jika pemkab tidak cepat tanggap ia dan guru-guru lain akan minta dimutasi saja. (c66 )

Tidak ada komentar:
Posting Komentar