21 Februari 2008

Tanamkan Etos Kerja pada Siswa SMK

[JAKARTA] Lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) dinilai masih sulit untuk mampu mengakses pekerjaan dengan mudah. Hal ini dikarenakan sekolah tidak mampu memfasilitasi siswa dengan sarana belajar atau praktik yang mendukung sesuai dengan perkembagan zaman.
"Siswa SMK bukan hanya diajarkan keterampilan namun juga berpikir logis dan etos kerja. Dua hal itulah yang kurang ditekankan kepada SMK kita selama ini, sehingga kualitas lulusan SMK banyak yang tidak terserap pada dunia industri," kata Kepala Pusat Penelitan Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Agung Purwadi, kepada SP, di sela-sela semiloka bertajuk "Mengkaji Langkah-langkah Pengembangan Mutu Pendidikan," yang digelar Dewan Pendidikan Provinsi DKI Jakarta di Jakarta, Selasa (19/2).
Agung menerangkan, dari hasil kajian departemennya, dunia industri tidak hanya membutuhkan lulusan SMK yang berketerampilan mumpuni, namun juga etos kerja yang tinggi dan kemampuan menganalisis atau memahami pekerjaan dengan benar.
"SMK memang sekolah kejuruan pada bidang yang lebih spesifik. Seharusnya, SMK juga diajarkan kemampuan berpikir logis. Dunia industri dan usaha mengakui, dua hal yang belum dimiliki sebagian besar lulusan SMK itulah yang mengakibatkan kesenjangan," katanya.
Sementara itu, Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta DKI Jakarta Toenggoel P Siagian mengemukakan, pendidikan yang tersedia di Jakarta tidak memadai. Jakarta membutuhkan pendidikan dengan corak yang sangat lain dari yang diterapkan secara nasional. "Untuk mempertahankan kedudukannya sebagai kota kosmopolitan, Jakarta harus sanggup mempersiapkan manusia yang tangguh dengan mengubah haluan pendidikan," katanya.
Untuk mencapai tujuan ini, katanya, dibutuhkan mobilisasi semua daya dan sarana bagi reformasi pendidikan di Jakarta. Selain itu, lanjutnya, harus ada komitmen dari golongan elit, pimpinan politik dan masyarakat. "Jika tidak, usaha untuk mencapai tujuan itu akan kandas dan tidak bisa bersaing dengan pusat metropolitan lainnya," katanya. [W-12]

Tidak ada komentar: