[MAKASSAR] Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Syahrul Yasin Limpo berjanji akan mundur dari jabatannya jika program pendidikan dan kesehatan gratis gagal di tahun ketiga. Pernyataan itu disampaikan pada saat melantik dan mengambil sumpah pasangan bupati dan wakil bupati Bone terpilih periode 2008-2013, HAM Idris Galigo-HAM Said Pabokori di Bone, Rabu (16/4).
Bone adalah salah satu dari empat daerah yang ditetapkan oleh Mahkamah Agung (MA) untuk pemilihan kepala daerah (pilkada) ulang pada saat sengketa Pilkada Sulsel, beberapa waktu lalu.
Daerah ini merupakan basis terbesar pendukung kandidat gubernur dan wakil gubernur Amin Syam-Mansyur Ramli (Asmara), termasuk bupati yang dilantik Syahrul adalah pendukung Asmara dari Partai Golongan Karya (Golkar).
Program pendidikan dan kesehatan gratis bukanlah hal mudah, apalagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sulsel sudah berjalan dan sangat terbatas. Untuk itu, tahun ini harus bisa diarahkan sesuai dengan kemampuan dan dilakukan bertahap.
"Kalau tidak berhasil sampai tahun ketiga atau keempat, saya siap mundur di perjalanan," tandasnya.
Menurut dia, program pendidikan gratis diupayakan menjangkau pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).
Program ini berjalan dengan 14 item, antara lain menggratiskan SPP, uang ujian, biaya ulangan, pramuka, bantuan pembangunan, pembayaran buku, LKS, uang foto, perpisahan, pakaian, dan sebagainya
Konsisten
Syahrul mengajak bupati dan wali kota untuk konsisten melaksanakan program hak dasar rakyat itu. Kalau nanti provinsi melakukan penggratisan untuk SD-SMP, maka idealnya, kabupaten dan kota melakukannya untuk tingkat SMA.
Dia juga mengingatkan, peran komite sekolah harus berfungsi mengawasi, mendorong, dan berkoordinasi agar akselerasi sekolah bisa jalan.
"Komite sekolah jangan lagi menjadi alat tukang pungut-pungut yang membebani orangtua siswa, tapi tugas komite mengawasi anggaran yang turun ke sekolah serta pelaksanaan proses belajar-mengajar," jelasnya.
Dalam program seratus hari kepemimpinannya bersama wakil gubernur Agus Arifin Nu'mang, konsolidasi adalah bagian yang terpenting dilakukan kepada segenap lapisan, baik dengan para pejabat daerah, tokoh masyarakat maupun kelompok-kelompok yang pada saat pilkada berbeda dukungan.
"Gubernur adalah milik semua orang, semua golongan, suku, dan agama. Jadi, yang harus kita pikirkan sekarang adalah, bagaimana kita saling berangkulan, menyatukan tekad untuk membangun Sulsel menuju perubahan kehidupan ke arah yang lebih maju," tandasnya. [148]
http://www.suarapembaruan.com/News/2008/04/18/index.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar