Yogyakarta, Kompas - Sejumlah perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta masih memberikan kesempatan kepada pelajar yang lolos seleksi masuk, tetapi gagal ujian nasional. Para pelajar itu memperoleh tenggang melengkapi ijazah hingga tahun berikutnya. Akan tetapi, mereka belum dapat mengikuti kuliah sebelum melengkapi ijazah kelulusannya.
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memberikan kesempatan hingga satu tahun terhitung sejak pelajar lolos seleksi masuk UGM. "Namun, selama belum melengkapi ijazah, mereka tetap berstatus calon mahasiswa dan belum bisa ikut kegiatan perkuliahan. Setelah syarat lengkap, baru bisa ikut kuliah," papar Direktur Akademik dan Administrasi UGM Yogyakarta Budi Prasetyo Widyobroto, Rabu (28/4).
Tahun 2010, UGM belum menerima laporan calon mahasiswa yang tidak lulus ujian nasional (UN) utama. "Adanya UN ulangan ini memberikan kesempatan lebih besar kepada mereka yang tak lulus UN. Kalau bisa lulus UN ulangan, mereka tak perlu menunda kuliah," tuturnya.
Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Paulus Wiryono Priyotamtama mengungkapkan, setiap tahun terdapat 5-10 calon mahasiswa yang tidak lulus UN. Mereka memperoleh kesempatan hingga tiga tahun setelah lolos seleksi untuk melengkapi ijazah kelulusan. Seperti di UGM, calon mahasiswa yang belum melengkapi ijazah belum dapat mengikuti kuliah.
Menurut Wiryono, kelengkapan ijazah merupakan syarat wajib yang ditetapkan pemerintah. "Bagi kami, sebenarnya tak ada masalah," ujarnya.
Berbeda dengan itu, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Rochmat Wahab mengatakan, calon mahasiswa yang gagal UN utama dan ulangan akan langsung dinyatakan gugur. Hal ini untuk menjaga integritas institusi dan menegakkan peraturan pemerintah. "Jatah kursi mereka akan kami berikan kepada peserta seleksi di bawahnya," tuturnya.
Evaluasi UN
Menyangkut meningkatnya jumlah siswa yang tidak lulus UN, Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djemari Mardapi mengatakan, hal itu akan dievaluasi dari berbagai aspek, termasuk materi soal yang diujikan. Jika soal terlalu berat, lanjut Mardapi, sekolah dan guru-guru telah diberi kisi-kisi untuk mempersiapkan siswa menghadapi ujian nasional.
"Soal-soal ujian nasional itu diujicobakan dulu di sekolah-sekolah dengan berbagai kategori, termasuk di daerah yang tingkat ketidaklulusannya tinggi, seperti Nusa Tenggara Timur," kata Mardapi.
Menurut Mardapi, pembuatan soal ujian nasional diserahkan kepada Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan Nasional. Namun, BSNP memberikan rambu-rambu pembuatan soal yang juga memerhatikan disparitas pendidikan di Tanah Air. Para guru yang dipilih dalam pembuatan soal juga berasal dari beragam kondisi sekolah dan daerah.
Nugaan Yulia Wardhani, Kepala Puspendik Kementerian Pendidikan Nasional, menjelaskan, pemerintah memiliki bank soal UN yang dibuat guru-guru yang dipilih dan dilatih. Soal UN yang diujikan tiap tahun merupakan campuran dari soal-soal yang sudah ada di bank soal dan soal-soal yang baru dibuat menjelang pelaksanaan UN.
Menurut Nugaan, dalam soal pilihan ganda, pilihan jawaban yang disediakan terdiri atas jawaban kunci dan sisanya alternatif jawaban salah atau pengecoh. (IRE/ELN/ CHE/HAR/HAN) - http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/29/04045491/perguruan.tinggi.berikan.kesempatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar