27 Maret 2010

557 Siswa di Sumut Ujian Ulang; Pemeringkatan Ditiadakan

Jakarta, Kompas - Sebanyak 557 siswa SMA di Sumatera Utara harus ikut ujian nasional pengganti pada 5 April nanti menyusul temuan adanya kebocoran soal di kedua sekolah itu. Sementara dua sekolah di Bali, walau tidak ada indikasi kecurangan, juga harus mengulang ujian.

Sukemi, Staf Ahli Menteri Pendidikan Nasional Bidang Komunikasi, di Jakarta, Jumat (26/3), menjelaskan, di Sumatera Utara yang mesti mengikuti ujian pengganti adalah SMAN 2 Medan, Kota Medan, dan SMA Teladan Indrapura di Kabupaten Batubara.

Di SMAN 2 Medan, ujian diulang untuk Bahasa Indonesia dan Matematika bagi 78 siswa IPS. Adapun 362 siswa jurusan IPA harus ujian pengganti untuk Bahasa Indonesia dan Biologi. Di SMA Teladan Indrapura, 40 siswa IPA dan 77 siswa IPS ikut ujian pengganti.

Mansyur Ramly, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional, menjelaskan, "Fakta soal kebocoran ada dan sudah ada yang diproses hukum. Dari kajian lembar jawaban terlihat pola kecurangan." Dari penelitian tampak pola kemiripan jawaban benar dan salah. Sekitar 80 persen jawaban siswa itu benar.

Sementara siswa di SMKN 1 Singaraja, Buleleng, dan SMK Nusa Dua Lombok Barat, NTB, harus ikut ujian susulan gara-gara keliru soal. Menurut anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djaali, percetakan yang tidak profesional dan salah mencetak serta mendistribusikan soal akan diberi sanksi. Ada 33 percetakan ditunjuk di 33 provinsi.

Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengatakan, karena ada kecurangan berulang-ulang dalam UN, pemerintah mulai tahun ini tidak akan memeringkatkan sekolah dan daerah berdasarkan persentase kelulusan UN. Munculnya berbagai kasus selama ini patut diduga sebagai dampak psikologis pemeringkatan. Hal itu diungkapkan Fasli Jalal di sela-sela kunjungan kerjanya di Universitas Negeri Papua (Unipa) Manokwari, Papua Barat, kemarin.

"Mulai tahun ini, tidak akan ada lagi pemeringkatan prestasi sekolah atau daerah berdasarkan hasil kelulusan UN," kata Fasli.

Anggota Komisi X DPR, I Wayan Koster, menyatakan, model ujian seperti saat ini harus diganti untuk memperbaiki mutu pendidikan Indonesia. Teramat kentalnya nuansa hukum saat pelaksanaan, seperti hadirnya polisi di sekolah dan saat mengusut kecurangan, adalah indikasi ada sesuatu yang salah dengan UN.

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Bali, kemarin, mulai menyalin jawaban dari lembar jawaban rusak ke lembar jawaban bagus. Menurut Kepala Dinas I Wayan Suasta, lembar jawaban rusak ada 147 lembar.

Sementara kasus lembar jawaban di tempat sampah di SMA Negeri 1 Solo diakui akibat keteledoran dua pengawas. Keduanya dikenai sanksi tak akan dipakai lagi tahun depan.

Di SMK Budi Utomo, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, siswa bernama Nurhayati meninggal setelah sebelumnya mengeluh pusing yang disusul pingsan.

(ELN/NAR/CHE/BEN/MHF/MDN/EKI) http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/27/03513648/557.siswa.di.sumut.ujian.ulang

Tidak ada komentar: