Sejumlah pemimpin perguruan tinggi negeri menolak rencana Kementerian Pendidikan Nasional untuk meninjau ulang jalur masuk calon mahasiswa baru. Alasannya, jalur masuk untuk menyeleksi calon mahasiswa baru merupakan wewenang perguruan tinggi.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi jalur masuk perguruan tinggi negeri yang sangat beragam. Evaluasi ini dilakukan untuk merespons keluhan masyarakat karena beragamnya jalur masuk mengabaikan sisi keadilan sebab calon mahasiswa kaya bisa berkali-kali membeli formulir dan mengikuti seleksi. Selain itu, beberapa seleksi dilakukan sebelum siswa lulus ujian nasional sehingga mengganggu konsentrasi siswa.
Direktur Akademik dan Administrasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Budi Prasetyo Widyobroto di Yogyakarta, Selasa (9/2), mengatakan, jalur masuk Universitas Gadjah Mada tidak bisa disederhanakan karena setiap jalur mempunyai fungsi tersendiri. Banyaknya jalur dimaksudkan untuk mengakomodasi berbagai kepentingan dan potensi pendaftar.
"Beberapa jalur dibuat khusus untuk memperluas kesempatan anak-anak dengan bakat khusus. Anak-anak yang menang olimpiade bisa melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi. Adapun anak-anak dengan kelebihan di bidang olahraga dan seni bisa lewat Penelusuran Bakat Olahraga dan Seni. UGM juga membuka jalur khusus mahasiswa tidak mampu yang akan memperoleh beasiswa," ujarnya.
Saat ini UGM membuka tiga jalur pendaftaran utama, yaitu Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Ujian Tulis (Utul) UGM, dan Penelusuran Bibit Unggul (PBU). Jalur PBU masih dibagi menjadi lima, yaitu Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu, Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi, Penelusuran Bakat Swadana, Penelusuran Bakat Olahraga dan Seni, serta Penelusuran Bibit Unggul Pembangunan Daerah.
Dengan demikian, terdapat tujuh jalur masuk UGM. Selain itu, UGM juga membuka pendaftaran untuk kelas-kelas internasional yang terpisah dari seleksi jalur masuk lainnya.
Telah diantisipasi.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rochmat Wahab mengatakan, kerumitan akibat adanya beberapa jalur pendaftaran telah diantisipasi dengan sistem yang terstruktur. "Sama sekali tidak menyulitkan karena sudah ada posnya sendiri-sendiri," ujarnya.
Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Ganjar Kurnia mengatakan, beragamnya jalur penerimaan mahasiswa baru dilakukan justru demi asas keadilan dan pemerataan kesempatan. Bukan untuk mempersulit calon mahasiswa.
"Semata-mata itu demi asas keadilan. Bagi yang mampu bayar lebih dan pintar, ya, silakan ikut yang jalur mandiri. Yang tidak mampu dan pintar bisa pilih SNMPTN," kata Ganjar.
Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Priyo Suprobo menilai, tidak diperlukan adanya evaluasi atas berbagai jalur penerimaan mahasiswa baru yang disediakan PTN. Penerimaan mahasiswa baru di PTN adalah kewenangan institusi tersebut melalui rektor.
"Penentuan sistem penerimaan mahasiswa baru adalah hak setiap rektor, demikian juga persentase kuota mahasiswa baru yang diterima dari setiap jalur," kata Priyo Suprobo.
Kendati menyediakan sistem subsidi silang dengan membuka program kemitraan dan mandiri yang berbiaya masuk Rp 30 juta- Rp 45 juta, Suprobo menegaskan, kuota untuk mahasiswa baru dari jalur SNMPTN masih 60 persen dan 10 persen lainnya melalui jalur penelusuran minat dan kemampuan (PMDK) prestasi. (IRE/JON/INA/LUK) http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/02/10/02334783/ptn.tolak.tinjau.ulang.jalur.masuk...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar