09 Februari 2010

Masuk PTN Ruwet; Otonomi Penerimaan Mahasiswa Dievaluasi

Pemerintah akan mengevaluasi kembali otonomi perguruan tinggi dalam hal penerimaan calon mahasiswa baru. Kajian akan dilakukan secara akademis, sosial, dan ekonomi sehingga semua pihak diuntungkan serta mencerminkan prinsip keadilan.

Demikian dikemukakan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh seusai rapat Laporan Anggaran Kementerian Pendidikan Nasional dengan Komisi X DPR, Senin (8/2).

Keputusan untuk meninjau ulang sistem penerimaan calon mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) dilakukan karena banyaknya keluhan masyarakat soal banyaknya jalur masuk ke PTN. Selain membuat bingung calon mahasiswa, banyaknya jalur juga merugikan karena calon mahasiswa harus berkali-kali membeli formulir yang harganya berkisar Rp 200.000-Rp 850.000 per formulir.

Di sisi lain, beberapa jalur masuk PTN pendaftarannya dibuka sebelum siswa mengikuti ujian nasional (UN) sehingga konsentrasi siswa terbagi antara mengikuti UN dan mengikuti seleksi masuk PTN.

"Falsafah dasarnya otonomi. PTN diberi keleluasaan dalam penerimaan calon mahasiswa baru. Tetapi, akan ditinjau apakah otonomi sebebas-bebasnya ini mengganggu sistem belajar- mengajar atau tidak. Merugikan siswa atau tidak," kata Mohammad Nuh. "Jika merugikan, akan ada regulasi yang khusus mengatur penerimaan calon mahasiswa baru itu," ujarnya.

Mendiknas juga mengakui, banyaknya jalur masuk PTN dengan biaya pendaftaran yang beragam dikhawatirkan akan mengurangi kesempatan anak dari keluarga yang kurang mampu untuk membeli formulir seleksi masuk PTN.

Sebenarnya, kata Mohammad Nuh, sudah ada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) yang dilakukan secara serentak oleh sejumlah PTN. "Ide SNMPTN itu supaya ada semangat kebersamaan sesama PTN. Selain itu, juga supaya calon mahasiswa tidak perlu mengeluarkan biaya pendaftaran berkali-kali untuk seleksi masuk PTN. Dengan SNMPTN, anak cuma perlu mendaftar satu kali dan bisa memilih PTN mana saja. Itu bagian dari upaya untuk efisiensi dan optimalisasi," ujarnya.

Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengingatkan, melalui SNMPTN setiap anak di mana pun dia berada bisa memilih dan mengikuti seleksi PTN yang dia minati.

"Dengan sistem penerimaan calon mahasiswa PTN yang bervariasi sekarang, harus dievaluasi apakah lebih menguntungkan atau menghambat, atau adakah jalan tengahnya. Kita belum bisa menilai apakah ini benar atau salah," kata Fasli. (LUK) - http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/02/09/03175196/masuk.ptn.ruwet

Tidak ada komentar: