17 Juli 2009

TUKAR GULING SEKOLAH, Kalau Tata Ruang Abaikan Pendidikan

KOMPAS/AUFRIDA WISMI WARASTRI
Alumni dan siswa SMA Negeri 4 Pematang Siantar akhirnya bisa masuk ke sekolah mereka yang ditutup oleh Pemerintah Kota Pematang Siantar karena telah ditukar guling untuk perluasan pusat bisnis kota itu, Kamis (16/7). Siswa dan komite sekolah menolak tukar guling itu.


Ratusan siswa SMA Negeri 4 Pematang Siantar, Sumatera Utara, bersorak gembira ketika akhirnya mereka berhasil masuk ke halaman sekolah setelah sempat beradu badan dengan aparat keamanan, Kamis (16/7) pukul 13.00. Beberapa siswi menangis terharu.

Kepala Polresta Pematang Siantar Ajun Komisaris Besar Andreas Kusmaedi mengizinkan para siswa masuk setelah melihat situasi memanas.

Sejak pagi, para siswa didukung alumni sekolah itu berunjuk rasa menolak pemindahan sekolah dari Jalan Sutomo ke Jalan Gunung Sibayak, Pematang Siantar.

Sebelumnya, Selasa, ribuan orang memblokade Jalan Sutomo, Pematang Siantar. Mereka adalah siswa, guru, alumni, dan komite SMAN 4 serta SD 122350 Pematang Siantar. Mereka memprotes kebijakan Wali Kota Pematang Siantar RE Siahaan menukar guling dan menutup sekolah tanpa pemberitahuan dan persetujuan guru maupun orang tua siswa.

Maria br Manurung (33) terkejut saat mengantar anaknya pada hari pertama masuk sekolah, Senin. SD 122350, tempat anaknya bersekolah, persis di belakang SMA Negeri 4, ditutup pagar seng berwarna hijau.

Reaksi sama diperlihatkan sejumlah orangtua siswa dan guru yang lebih dulu datang. Anak- anak yang bersemangat masuk sekolah mulai menangis. "Sedih sekali," tutur Meylinda, siswa kelas III SD 122350, lirih.

Kepala Sekolah SD 122350 Hotlen Manik mengatakan, ia menerima surat perintah pengosongan sekolah, Jumat, tiga hari menjelang masuk sekolah. Surat dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematang Siantar itu menyatakan, sekolah harus pindah ke gedung baru yang berjarak sekitar dua kilometer dari sekolah.

Pengosongan sekolah dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematang Siantar bersama petugas kepolisian, Kamis malam, sebelum Manik menerima surat perintah pengosongan.

SD 122350 dengan 300 siswa yang beradu punggung dengan SMA Negeri 4 yang memiliki 1.300 siswa itu tergusur atas nama pembangunan kota. Sekretaris Daerah Pemkot Pematang Siantar James Lumbangaol menyatakan, lokasi sekolah akan dikembangkan menjadi pusat bisnis.

 

SD 122350 akan menempati bangunan baru di belakang SMA 3 di Jalan Pane. Adapun SMA 4 di Jalan Gunung Sibayak. Bangunan SD berimpitan dengan permukiman warga. Beberapa ruang kelas tak berventilasi memadai dan hanya ada dua toilet.

Tanah dan bangunan baru untuk SMA 4 berstatus milik PT Detis Sari Indah yang diduga salah satu investor tukar guling. Sekolah hanya pinjam pakai.

Padahal, gedung SD 122350 dan SMA 4 lama adalah bangunan tua zaman Belanda dengan ruang besar, tembok tebal, dan jendela besar. "Ini bangunan tua dan bersejarah yang wajib dilindungi," ujar Ketua Komite Sekolah SD 122350 Ebenezer Sianipar. (WSI)

http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/17/0523163/kalau.tata.ruang.abaikan.pendidikan

Tidak ada komentar: