13 Juli 2009

Obral Jelang Masuk Sekolah

Hari ini, Senin (13/7), siswa SD hingga SMA mulai kembali ke bangku sekolah. Kesibukan luar biasa memasuki tahun ajaran baru sudah berlangsung sejak sedikitnya dua pekan lalu. Hingga hari Minggu, penjual buku, seragam, dan tukang potong rambut kebanjiran pelanggan.

"Sengaja pilih hari terakhir sebelum mulai masuk sekolah karena saya kira lebih sepi, ternyata malah ramai banget," kata Rahmat (37) di salah satu pusat perbelanjaan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu.

Rahmat datang bersama istri dan dua anak mereka yang masing-masing kelas VI dan II SD. Mereka bertujuan membeli buku dan seragam, terutama produk promosi yang lebih murah daripada produk sejenis di pasar tradisional.

"Di mana pun di cabang kami, pelanggan bisa mendapatkan harga spesial menjelang masuk sekolah. Setiap beli satu pak dapat gratis satu pak buku," kata Nani, karyawan Carrefour Lebak Bulus.

Dengan demikian, Rahmat pun hanya membayar Rp 24.900 untuk dua pak buku tulis bergaris, masing-masing berisi 10 buku.

Baju seragam untuk SD, SMP, dan SMA, baik yang reguler maupun seragam baju muslim, seperti rok panjang, kemeja lengan panjang, dan jilbab, tersedia lengkap. Harganya Rp 26.000-Rp 50.000 per lembar.

Banting harga juga dilakukan pedagang-pedagang kaki lima. Di Pasar Asemka, Jakarta Barat, satu pak buku tulis berisi 10 buku dijual Rp 21.000 atau turun sekitar Rp 3.000 per pak dibandingkan dengan pekan lalu. Kalau membeli lebih dari 10 pak, bonus berupa tambahan gratis dua pak buku akan diberikan kepada konsumen.

"Sebenarnya rugi kalau obral. Modalnya saja belum ketutup. Namun, takutnya nanti tidak kejual. Apalagi harus bersaing dengan hipermarket yang gila-gilaan motong harga," kata Immanuel, pemilik kios buku dan alat tulis di Pasar Asemka.

Sekitar dua bulan lalu, kata Immanuel, banyak pedagang buku dadakan bermunculan. Kios miliknya, misalnya, telah memasok lebih dari 8.000 karton buku tulis ke tingkat PKL di Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat. Setiap karton berisi 24 pak buku. Buku-buku yang banyak diminati, antara lain, adalah produk dari Kiky, Leces, dan Sinar Dunia. Saat ini, di kiosnya masih tersisa sekitar 1.500 karton.

Bantuan dana

Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Kamaluddin mengingatkan pihak sekolah agar menunda dahulu pembicaraan soal uang sekolah dengan orangtua atau wali siswa.

Sebab, saat ini, kata Kamaluddin, orangtua lebih banyak mengeluarkan uang untuk membeli perlengkapan sekolah.

"Pembicaraan soal dana apa pun di sekolah dengan pihak orangtua atau wali siswa agar baru dilakukan pada bulan Agustus, bukan sekarang," katanya.

Sekalipun untuk SD-SMP Negeri tidak dipungut biaya apa pun, alias gratis, tetapi di SMA dan SMK negeri pasti masih ada biaya dan pungutan sekolah. "Untuk pelajar SMA dan SMK negeri pasti masih ada biaya. Hanya saja, untuk keluarga tidak mampu, tetap diberi keringanan, bahkan bisa dibebaskan," kata Kamaluddin.

Keringanan dan pembebasan biaya sekolah di SMA dan SMK negeri baru diberikan jika pihak keluarga tidak mampu telah melengkapi diri dengan surat keterangan tidak mampu atau miskin dari RT/RW dan lurah. "Sedangkan untuk keluarga mampu agar tidak meminta keringanan, tetapi wajib membantu sekolah," ujar Kamaluddin.

Pascapenerimaan peserta didik baru (PPDB) tahap II yang ditutup pada Sabtu (11/7) diketahui, pendaftar di SMP ada 12.545 orang, SMA 4.454 orang, dan SMK 2.575 orang. Di tingkat SMP, masih tersisa 546 bangku kosong. Di tingkat SMA/SMK, semua kursi sudah terisi.

"Bangku kosong boleh diisi setelah semester pertama berakhir dan hal itu pun setelah melihat peringkat nilai di sekolah bersangkutan. Tidak boleh ada jual beli bangku," katanya. (CAL/NEL)

http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/13/04202038/obral.jelang.masuk.sekolah

Tidak ada komentar: