Kamis, 4 Juni 2009 NGAWI, KOMPAS.com - Penundaan ujian nasional ulang menimbulkan dampak psikis yang semakin berat bagi 315 murid kelas tiga SMAN 2 Ngawi dan 140 murid kelas tiga SMAN Wungu, Kabupaten Madiun. Beban psikis murid sudah terasa berat saat mengetahui harus melaksanakan ujian nasional ulang tanpa tahu jelas apa kesalahan yang mereka buat.
"Ini semua tidak adil bagi kami. Apa sebetulnya kesalahan kami, sehingga kami diperlakukan seperti ini?" kata Eki Okta Frianto, murid kelas tiga IPS 3 SMAN 2 Ngawi, di sekolahnya, Kamis (4/6).
Bagi Eki dan Fenita, murid kelas tiga IPA 4 SMAN 2 Ngawi, tidak menjadi permasalahan jika murid harus mengikuti ujian nasional ulang atau bahkan dikatakan tidak lulus sehingga harus mengikuti ujian paket C.
Namun sebelum itu dilakukan, harus ada penjelasan secara detail dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengapa mereka dinyatakan tidak lulus. "Mereka harus memperlihatkan kepada kami, lembar jawaban milik kami, sehingga kami tahu kami salah," ujar Eki.
Adanya informasi bahwa seluruh peserta ujian di SMAN 2 Ngawi memiliki pola jawaban yang sama di mana jawaban itu salah semua sehingga mereka dinyatakan tidak lulus, kata Eki, sangat tidak masuk akal. Pasalnya dia menjawab soal-soal pada ujian nasional tanpa bantuan orang lain.
Begitu pula yang diungkapkan Fenita. Sebagai murid berprestasi di sekolah itu (sejak kelas satu sampai semester lima kelas tiga selalu masuk rangking lima besar di kelasnya), dia mengatakan sangat tidak mungkin dia mencontek atau meniru jawaban dari orang lain.
Apalagi soal mata pelajaran ujian yang harus diulang oleh Fenita dan murid kelas tiga jurusan IPA lainnya, yaitu Bahasa Indonesia, sangat mudah. "Saya masih ingat jawaban saya waktu itu, dan saat dicek dengan guru di SMAN 2 Ngawi, saya yakin nilai saya bisa mencapai delapan," tambahnya.
Beratnya dampak psikis yang dialami murid kelas tiga di SMAN 2 Ngawi juga dirasakan murid-murid kelas tiga SMAN Wungu. "Saya hanya bisa mendorong mereka agar terus berdoa dan tidak menyerah atas permasalahan yang mereka hadapi," kata Kepala Sekolah SMAN Wungu, Muhaimin.
Yang membuatnya semakin khawatir, pada masa penundaan ujian nasional ulang ini, keputusan ujian nasional ulang dicabut seperti yang disarankan DPR dan murid kelas tiga dinyatakan tidak lulus, sehingga harus mengikuti ujian paket C. "Kalau ini betul terjadi, sangat tidak adil bagi para murid karena sampai sekarang mereka tidak pernah tahu kesalahan yang mereka buat," tambahnya.
http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/06/04/19345427/UN.Ulang.Ditunda..Murid.Makin.Stres..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar