Ade Irawan dari Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW) mengatakan, Jumat (17/4), berdasarkan pengamatan, ada beberapa modus kecurangan yang dilakukan dalam penyelenggaraan UN.
Sebelum ujian dilaksanakan, modus kecurangan yang dilakukan biasanya membocorkan soal dan jawaban.
Saat penyelenggaraan UN berlangsung, modus kecurangan yang dilakukan antara lain membuat jawaban soal oleh guru bidang studi dan kemudian diberikan kepada siswa. Proses distribusi jawaban bervariasi, ada yang menggunakan telepon seluler dan ada juga yang menggunakan lembaran kertas kecil atau "kertas unyil".
Jika menggunakan lembaran kertas kecil, murid mengambilnya di tempat yang telah disepakati sebelumnya. Murid yang mendapat jawaban soal kemudian mendistribusikannya kepada murid lain dengan memanfaatkan kelengahan pengawas.
"Kecurangan bisa juga dilakukan setelah UN berlangsung," kata Ade.
Modus yang dipakai biasanya ada tim yang sengaja dibentuk untuk membantu murid. Selanjutnya, murid diminta untuk mengosongkan jawaban yang nantinya akan diisi tim. Ada juga yang membiarkan murid menjawab, tetapi kemudian tim membetulkan. "Ini seperti yang terjadi di Medan dan kemudian diketahui Densus 88," ujarnya.
Terima pengaduan
Ade menambahkan, beberapa hari sebelum pelaksanaan UN 2009, ICW telah menerima pengaduan sejumlah guru dari beberapa daerah di Jawa dan Sumatera. Guru-guru itu umumnya mengadu telah dipanggil pimpinan sekolah untuk membantu murid-muridnya dalam pelaksanaan UN.
"Posisi guru terjepit antara kepentingan murid, orangtua murid, sekolah, dan birokrasi daerah," kata Ade.
Ade mengatakan, kecurangan merupakan ekses. "Persoalannya tidak semata kecurangan itu sendiri, tetapi kebijakan UN itu sendiri harus dievaluasi," ujarnya.
Sementara itu, dari Yogyakarta dilaporkan, untuk menghindari kebocoran soal, distribusi soal dari percetakan ke semua kelompok kerja akan dilakukan serentak Sabtu pagi.
"Distribusi akan dilakukan dengan kawalan ketat dari pihak kepolisian, dinas pendidikan, dan petugas dari pihak percetakan sehingga tidak mungkin terjadi kebocoran soal," kata Ketua UN 2009 Provinsi DIY Baskara Aji.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Syamsuri mengingatkan, masyarakat jangan mudah tertipu pada bujuk rayu orang-orang yang menawarkan soal berikut kunci jawabannya. Soal dibuat dengan banyak varian sehingga kemungkinan soal jatuh ke peserta UN sangat kecil. "Pengawalan juga sangat ketat sejak mulai percetakan, pengemasan, penyimpanan, dan pendistribusian sehingga tak ada peluang untuk bocor," katanya.(INE/WER/IRE/ILO/MDN/WIE)http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/04/18/05415949/waspadai.kecurangan.un
Tidak ada komentar:
Posting Komentar