21 April 2009

Ratusan Siswa Tak Ikut UN

Jakarta, Kompas - Ratusan siswa SMA dan sederajat yang terdaftar sebagai peserta Ujian Nasional 2009 ternyata tidak ikut ujian pada hari pertama yang berlangsung Senin (20/4) kemarin. Ketidakhadiran tersebut karena berbagai alasan, tetapi bagi peserta yang sakit akan diberi kesempatan mengikuti ujian susulan.

Di Surabaya, Jawa Timur, misalnya, pada hari pertama pelaksanaan UN SMA dan sederajat, 132 pelajar tidak ikut ujian. Dua orang di antaranya dilarang ikut oleh sekolah karena hamil.

Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Sahudi mengatakan, ada enam peserta kelompok SMA yang sakit. Mereka seharusnya ikut UN di beberapa sekolah. "Untuk mereka akan ada ujian susulan mulai 27 April 2009," tuturnya.

Dinas pendidikan juga mencatat 27 peserta tak memberi keterangan tentang ketidakhadirannya, sementara 26 orang lain sudah keluar dari sekolah.

"Untuk yang tidak hadir akan dicari tahu dulu penyebabnya. Kalau tetap tidak ada keterangan, otomatis tidak lulus pada mata ujian pada hari dia bolos," tutur Sahudi.

Di kelompok SMK, tercatat empat peserta sakit dan seorang meninggal, sementara 73 peserta lainnya tidak hadir tanpa keterangan.

Di antara pelajar SMA, ada pula dua peserta yang dilarang sekolah ikut UN karena hamil. "Saya hanya bisa menjawab, sesuai aturan sekolah, mereka memang seharusnya dikembalikan ke orangtua," tuturnya.

Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Baktiono, menyesalkan keputusan sekolah. Apa pun alasannya, hak anak untuk mendapat pendidikan tidak boleh dilanggar. "Kalau pelaku kriminal saja difasilitasi ujian sampai ke sel, kenapa yang hamil tidak boleh ikut? Ini bentuk nyata diskriminasi dalam pendidikan," tuturnya.

Di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, 61 siswa SMA dan SMK tidak menghadiri UN. Dinas pendidikan mensinyalir sebagian besar ketidakhadiran itu akibat siswa yang mengundurkan diri setelah namanya tidak masuk dalam daftar nominasi tetap (DNT) peserta UN yang diajukan sekolah.

"Kami belum tahu alasan jelasnya ketidakhadiran itu karena sekolah tidak mencantumkan di laporannya. Namun dari penelusuran sementara, kebanyakan karena para siswa itu mengundurkan diri," kata staf panitia UN Dinas Pendidikan Sleman Suwarti.

Terendam banjir 

Di Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pelaksanaan UN tetap berjalan dengan lancar meski beberapa jam sebelumnya dilanda banjir akibat luapan Sungai Citarum.

Berdasarkan pemantauan, UN tetap bisa dilaksanakan di tiga sekolah yang menjadi daerah langganan banjir, yaitu di SMA Badan Usaha Pendidikan Islam (BUPI) Majalaya, SMA Majalaya Putra, dan SMA Muhammadiyah Majalaya. Tidak ada peserta ujian sejumlah 265 orang dari ketiga sekolah tersebut yang berhalangan mengikuti UN.

"Meski demikian, para pengawas yang datang sejak pukul 05.00 harus membersihkan ruang kelas dari lumpur setebal 15 sentimeter yang dibawa banjir," kata Ketua Panitia UN SMA Majalaya Putra Sri Mulyati.

Di SMA Majalaya Putra, peserta UN sebanyak 59 orang harus mengikuti ujian dengan telanjang kaki untuk menghindari lumpur masuk ke ruang kelas dan mengganggu peserta lainnya. Sepatu para peserta pun hanya disimpan di samping pintu masuk.

Pelaksanaan ujian di SMA BUPI pun dimulai sembari para pegawai lain membersihkan halaman sekolah dari lumpur. Menurut Ketua Panitia UN SMA BUPI Enan Suryana, 154 peserta UN di sekolah tersebut umumnya tidak mengalami hambatan berarti untuk menuju lokasi ujian karena banjir telah surut.

Banjir yang melanda Majalaya hari Minggu (19/4) malam menyebabkan setidaknya 4.000 rumah warga di Desa Majalaya, Majasetra, Majakerta, dan Sukamaju tergenang air.

Berbeda dengan di Bandung, banjir yang melanda Kota Samarinda, Kalimantan Timur, justru mengganggu pelaksanaan UN.

Banjir setinggi satu meter merendam SMK PGRI 1. Akibatnya, 21 siswa menempuh UN Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1. Siswa mengetahui akan mengikuti tes di tempat lain ketika datang ke sekolah menjelang UN dimulai.

Karena pemindahan tersebut, menurut Kepala SMK Negeri 1 Suwan, siswa SMK PGRI 1 datang terlambat sekitar 15 menit. Ujian berlangsung pukul 08.15 Wita sampai pukul 10.15.

Kepala Dinas Pendidikan Samarinda Abdul Rachim mengatakan bahwa pemerintah akan menyediakan kendaraan untuk mengangkut siswa-siswa yang kesulitan mencapai lokasi UN. (WER/ENG/IRE/WKM/ROW/ITA/KOR/ICH/CAS/BRO/WHY/APO/RAZ/NDY/IRE/YOP/ENG/WKM/ELD/JON/SEM/AYS/RUL)
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/04/21/04113424/.ratusan.siswa.tak.ikut.un

Tidak ada komentar: