27 April 2009

Mencari Bocoran UN untuk Mencapai Target Lulus (Surat Pembaca)

Belum selesai rasa sedih jika mendengar anak saya yang bercerita bahwa teman-temannya dapat bocoran soal Ujian Nasional (UN) 2009, kesedihan dan keprihatinan bertambah setelah membaca Kompas (23/4), "Sejumlah Kecurangan Masih Terjadi".

Wali Kota Bekasi menegaskan akan mengevaluasi dan memindahtugaskan kepala SMA negeri yang gagal mencapai target kelulusan 100 persen. Begitu juga pejabat Dinas Pendidikan yang akan dievaluasi jika gagal memenuhi target kelulusan. Dengan pernyataan itu, ada benarnya yang dikatakan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Federasi Guru Independen Indonesia bahwa penetapan target kelulusan akan memicu kecurangan, apalagi dengan ancaman mutasi.

Bila sebelumnya saya berpikir bahwa anak-anak berusaha mencari bocoran soal UN karena merasa tidak percaya diri, pikiran saya kemudian berkembang bahwa murid, guru, kepala sekolah, dan pejabat dinas pendidikan ramai-ramai mencari bocoran demi mencapai target kelulusan. Hasil pendidikan selama tiga tahun dijawab dengan nilai yang dihasilkan dari lima hari ujian, apakah ini yang namanya keadilan? Mau dikemanakan arah pendidikan generasi penerus negeri ini?

Jika tidak dibenahi, apa kita rela punya anak-anak yang bodoh dan bermoral rusak karena sudah diajarkan cara-cara kecurangan? Apakah kita rela kalau anak-anak yang bermoral baik dan pandai diambil oleh negara lain, seperti Singapura?

Mari sama-sama merenungkan dan bertindak agar moral anak-anak dan para pendidik kita terselamatkan. Bagi pejabat yang berwenang, hendaknya menjadikan UN sebagai pekerjaan yang harus segera diselesaikan, bukan pekerjaan yang entah kapan harus diselesaikan.
Christiana Benny Taman Cipulir Estate A 6, Larangan, Tangerang

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/04/27/05004897/redaksi.yth

Tidak ada komentar: