19 Maret 2009

Pendidikan Kedokteran - Fasilitas Riset Biomedik Masih Minim

Jakarta, Kompas - Kemandirian biomedik diharapkan mampu meningkatkan daya saing kedokteran Indonesia di kancah internasional. Sayangnya, riset secara klinik masih belum terintegrasi dengan ilmu biomedik.

"Seharusnya riset di laboratorium bisa ditranslasikan ke dalam bentuk klinik," kata Kepala Program Magister dan Doktor Ilmu Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Septelia Inawati Wanandi dalam acara peringatan tiga dasawarsa Program Magister dan Doktor Ilmu Medik FKUI, Rabu (18/3) di Jakarta.

Sebagai contoh, pengembangan riset biomedik sejak awal perlu diarahkan hingga bisa bermanfaat secara klinik, seperti temuan vaksin dan obat. Riset biomedik juga bisa dilakukan untuk mengetahui resistensi kuman terhadap obat-obatan. "Ini sulit dilakukan bila fasilitas penelitian tidak memadai," ujarnya.

Sejauh ini dukungan pemerintah terhadap pengembangan riset biomedik masih minim, baik dana maupun fasilitas penelitian. "Dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, pendanaan riset di Indonesia masih kalah. Ini membuat banyak ilmuwan biomedik Indonesia pindah ke Malaysia dan negara lain," kata Inawati.

"Karena fasilitas riset yang digunakan di bawah standar internasional, banyak publikasi penelitian biomedik yang tidak diakui secara internasional," ujar Prof Mohamad Sadikin dari Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI. Padahal, kemampuan para peneliti biomedik di Indonesia tidak kalah jika dibandingkan dengan peneliti asing seperti Malaysia.

Oleh karena itu, dukungan pemerintah terhadap pengembangan riset bidang biomedik perlu ditingkatkan, baik pendanaan maupun fasilitas riset. Hal ini disertai dengan otonomi dalam pengelolaan dana dan fasilitas yang diberikan kepada lembaga-lembaga penelitian kedokteran dasar atau biomedik agar bisa berkembang pesat tanpa hambatan birokrasi.

Membentuk jejaring

Untuk menyiasati keterbatasan fasilitas riset, para ilmuwan biomedik telah membentuk jejaring. Jadi, seorang peneliti bisa memakai fasilitas penelitian di lembaga lain. Setiap lembaga juga diarahkan agar punya keunggulan masing-masing sehingga riset yang dilakukan tidak tumpang tindih. "Riset bersama bidang biomedik mulai dilakukan," kata Inawati.

Selain itu, saat ini Program Magister dan Dokter Ilmu Medik FKUI tengah berupaya meningkatkan kompetensi para guru ilmu biologi dengan membuka kesempatan bagi mereka untuk menempuh studi di program tersebut. FKUI juga mengadakan pelatihan-pelatihan biomedik kepada para guru tersebut dan melibatkan mereka dalam aktivitas penelitian. (EVY)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/19/03493541/fasilitas.riset.biomedik.masih.minim

Tidak ada komentar: