Jakarta, Kompas - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan perubahan APBD 2009 setelah pemilu 9 April mendatang. Perubahan dilakukan karena sisa APBD 2008 membengkak dan ada penurunan pemasukan karena resesi ekonomi. Perubahan akan difokuskan pada sektor pendidikan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto, Kamis (5/3) di Balaikota DKI Jakarta, mengatakan, dalam APBD 2009 terdapat pos pemasukan dari Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) APBD 2008 sebesar Rp 1,5 triliun. Namun, berdasarkan pemeriksaan sementara Badan Pemeriksa Keuangan, Silpa APBD 2008 mencapai Rp 4,4 triliun atau ada kelebihan Rp 2,9 triliun.
Di sisi lain, ada perkiraan penerimaan yang tidak memenuhi target karena resesi ekonomi. Penerimaan yang diperkirakan bakal meleset dari target itu, antara lain, adalah pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor berkurang Rp 1,3 triliun dari target, pajak hotel dan restoran Rp 400 miliar, dan dana perimbangan dari pemerintah pusat turun Rp 800 miliar.
Perubahan APBD akan dipercepat tiga bulan dari biasanya agar dapat direalisasikan lebih awal. Realisasi APBD perubahan sekitar Mei diharapkan dapat memberi efek positif bagi perekonomian Jakarta dan membawa dampak baik bagi warga.
"Momen perubahan APBD 2009 akan digunakan Pemprov untuk menambah anggaran perbaikan sekolah yang rusak," kata Prijanto.
Fokus pendidikan
Menurut Prijanto, dalam pembahasan APBD perubahan, Pemprov akan berusaha menaikkan kembali anggaran untuk perbaikan sekolah rusak, seperti yang diusulkan saat menyusun APBD 2009.
Dalam penyusunan APBD, Pemprov mengusulkan rehabilitasi total atas 59 gedung sekolah dari SD sampai SMA, serta rehabilitasi berat 394 gedung sekolah. Anggaran untuk rehabilitasi total mencapai Rp 599,913 miliar dan anggaran rehabilitasi total Rp 466,489 miliar.
Namun, DPRD hanya menyetujui anggaran rehabilitasi total Rp 190,763 miliar dan rehabilitasi berat Rp 384,946 miliar. Jumlah sekolah yang direhabilitasi total turun menjadi 19 gedung dan rehabilitasi berat 309 gedung.
Peningkatan anggaran untuk perbaikan sekolah, kata Prijanto, diperlukan agar tidak ada gedung sekolah yang roboh.
Selain menggunakan tambahan Silpa APBD 2008, peningkatan anggaran perbaikan sekolah juga akan dilakukan dengan memangkas anggaran yang dinilai tidak mendesak.
"Lebih baik menunda penambahan perlengkapan laboratorium atau membatalkan talk show daripada membiarkan gedung sekolah roboh karena rusak bertahun-tahun," kata Prijanto.(ECA)http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/06/04460940/apbd.bakal.diubah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar