100 Buku Diterjemahkan ke Huruf Braille

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA / Kompas Images Sekitar 300 sukarelawan mengalihkan sekitar 100 buku ke huruf braille pada acara Books For The Blind di Mal Ciputra Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (15/9). Pengalihan buku ke huruf braille ini dilakukan karena jumlah buku untuk tunanetra masih sangat terbatas .

SEMARANG, KOMPAS - Dari sekitar 10.000 buku yang diterbitkan setiap tahun, tidak lebih dari 3 persen yang telah diterjemahkan ke dalam huruf braille.

Demikian disampaikan Public Relations Yayasan Mitra Netra (YMN) Aria Indrawati saat konferensi pers kegiatan "Books For The Blind" di Kota Semarang, Senin (15/9). Dalam acara tersebut hadir 300 relawan yang mengetik ulang 100 buku yang akan diterjemahkan ke dalam huruf braille.

Sejak berdirinya YMN tahun 2006, hingga kini baru ada 1.100 buku yang telah diterjemahkan ke dalam huruf braille. Jumlah tersebut sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah buku yang beredar, yang mencapai 10.000 buku per tahun.

"Kami berharap penerbit bisa memberikan soft file buku yang diterbitkan untuk kami alihkan ke dalam huruf braille. Dengan begitu, kami tidak perlu mengetik ulang buku tersebut," ujarnya.

Aria menyebutkan, sudah ada 200 lembaga di Indonesia yang memiliki mesin cetak huruf braille. Namun, karena keterbatasan kualitas sumber daya manusia, mesin cetak tersebut tidak termanfaatkan dengan baik. Dengan perhelatan ini, pihaknya hendak menggelitik pemerintah bahwa penyandang tunanetra selama ini masih sangat terpinggirkan.

Kepala Sekolah Luar Biasa A Yayasan AAT Klaten Subagya juga menyerukan hal serupa. Dalam kegiatan tersebut, pihaknya meminjamkan mesin cetak huruf braille sumbangan dari Norwegia melalui Pemerintah Indonesia.

"Teknologi sekarang semakin canggih. Seharusnya tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak mendukung penyediaan fasilitas bagi kaum difabel penyandang tunanetra," ujarnya. (UTI)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/09/16/0037200/100.buku.diterjemahkan.ke.huruf.braille