29 Agustus 2008

Terlambat, Versi Cetak Mulai Dipasarkan

Jakarta, Kompas - Sejumlah guru dan kepala sekolah menyesalkan pemasaran buku sekolah elektronik atau BSE versi cetak yang hak ciptanya dibeli pemerintah. Buku versi cetak ini baru dipasarkan ketika tahun ajaran baru sudah berlangsung dan murid sudah menggunakan buku cetak lain.

"Buku versi cetak itu bagus. Tapi, kami tidak mungkin menunggu terbitnya buku versi cetak karena tahun ajaran baru lalu murid dan guru membutuhkan buku pelajaran pegangan," ujar Sumanto, guru SDN Rawabadak 03 Jakarta, Kamis (28/8).

Antonius Slamet, guru SD Tugu Utara Jakarta, mengatakan, harga buku BSE versi cetak jauh lebih murah dibandingkan dengan buku sejenis yang dibeli dari penerbit lain. Harga bukunya ada yang di bawah Rp 10.000. "Cuma sayang, kenapa tersedianya buku cetaknya sudah terlambat. Sekolah sudah telanjur pakai buku dari penerbit lain," kata Antonius Slamet.

Ketua Pusat Buku Indonesia Firdaus Oemar mengatakan, sudah ada tiga percetakan yang siap memperbanyak buku teks yang tersedia di website BSE. Namun, saat ini baru 76 judul buku dari 407 judul buku yang ada di website BSE yang tersedia versi cetaknya.

Buku-buku versi cetak dapat dipesan di Pusat Buku Indonesia di Jakarta. Selain itu, buku-buku itu juga akan mulai disebar ke toko buku di daerah dengan harga eceran tertinggi yang sama di semua daerah.

Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan tidak boleh ada pihak yang mewajibkan sekolah memakai buku tertentu, sekolah harus berpihak kepada masyarakat. "Buku pelajaran murah yang disediakan pemerintah seharusnya jadi pilihan sekolah karena kualitasnya sudah dinyatakan layak oleh Badan Standar Nasional Pendidikan," kata Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo dalam acara sosialisasi dan pameran buku pelajaran murah di Pusat Buku Indonesia di Jakarta, Kamis (28/8).

Bambang menegaskan, pemerintah melaksanakan program buku murah, bukan program buku sekolah elektronik. Karena itu, buku pelajaran versi cetak yang murah harus tersedia di pasaran.

"Dengan tersedianya buku murah, program wajib belajar tanpa memungut biaya seharusnya bisa berjalan," kata Bambang Su- dibyo. (ELN)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/29/00400686/terlambat.versi.cetak.mulai.dipasarkan

Tidak ada komentar: