Jakarta, Kompas - Anggaran untuk peningkatan mutu sekolah menengah kejuruan atau SMK dialokasikan naik dua kali lipat dari Rp 1,9 triliun saat ini menjadi sekitar Rp 3,8 triliun pada 2009 mendatang. Peningkatan anggaran terutama untuk pembelian peralatan di semua SMK negeri maupun swasta.
"Kami sudah mengirimkan surat ke semua SMK negeri dan swasta agar segera mengajukan proposal kebutuhan alat yang diperlukan," kata Joko Sutrisno, Direktur Jenderal Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta, Jumat (29/8).
Menurut Joko, sebanyak 5.000 SMK negeri dan swasta akan mendapat kucuran subsidi pengadaan dan pembaruan sejumlah peralatan untuk meningkatkan mutu SMK. "Setidaknya untuk komputer, semua SMK harus sudah punya pada tahun depan. Selebihnya, peralatan lain yang dibutuhkan untuk mendukung peningkatan kompetensi siswa SMK," ungkap Joko.
Peningkatan anggaran tersebut diharapkan juga berdampak pada industri dalam negeri. Caranya, pembelian akan diprioritaskan pada peralatan hasil produksi dalam negeri.
"Akan lebih baik lagi jika proses perakitannya melibatkan SMK yang berkaitan sehingga industri dan SMK sama-sama diuntungkan," kata Joko.
Melalui cara ini pula, harga barang akan lebih murah sehingga peralatan yang dibeli bisa lebih banyak. Di sisi lain, siswa SMK juga mendapat pengalaman tambahan dalam memproduksi peralatan.
Lebih terampil
Akib Ibrahim, Kepala SMKN 1 Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyambut gembira janji pemerintah untuk meningkatkan mutu SMK. Sekolah kejuruan di bidang pertanian yang berdiri pada 2004 ini, antara lain masih membutuhkan laboratorium benih dan penyakit tanaman yang bisa meningkatkan keahlian siswa sebagai teknisi menengah di bidang pertanian.
"Siswa-siswa sekolah kami sudah bisa memproduksi beragam sayuran dan tanaman hias yang ditampung di beberapa perusahaan. Jika peralatan untuk peningkatan produksi pertanian terus ditingkatkan, kami yakin mutu siswa semakin bagus," kata Akib.
Meskipun berlokasi di daerah pegunungan, sekolah ini mampu menghasilkan lulusan yang dilirik perusahaan bidang pertanian di Jepang dan Singapura. Sebanyak tujuh alumnus SMKN 1 Pacet dikontrak selama tiga tahun oleh perusahaan yang bergerak di bidang hidroponik sayuran di Jepang selama tiga tahun dengan uang saku berkisar Rp 5 juta per bulan.
Iwan Ridwansyah, Kepala SMKN 1 Bojong Picung, Kabupaten Cianjur, merencanakan, jika anggaran dinaikkan, pihaknya akan meminta untuk dibelikan peralatan dalam produksi benih dan teknologi pengolahan hasil pertanian. "Jika peralatan tersebut tersedia, kualitas lulusan akan lebih baik lagi," ungkap Iwan.(ELN)
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/30/01024738/anggaran.smk.melonjak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar