Selasa, 19 Februari 2008 02:05 WIB
Samarinda, Kompas - Sekitar 100 warga Kelurahan Sempaja Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, berunjuk rasa dan menutup Jalan Batu Cermin, Senin (18/2). Mereka melarang siapa pun memasuki jalan dengan menggunakan kendaraan.
Akibat penutupan itu, 670 murid Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Samarinda tidak dapat masuk sekolah. Mereka tidak dapat memasukkan kendaraan mereka ke kompleks sekolah.
Menurut juru bicara aksi bernama Sumadji, unjuk rasa dilakukan sebagai protes kepada Pemerintah Kota Samarinda yang tidak segera memperbaiki jalan. Padahal ruas itu sudah hancur dan banyak lubang. ”Kendaraan cepat rusak,” katanya.
Penutupan jalan dilakukan dengan menanam pohon pisang, batu, bambu, dan truk yang diparkir memalang. Semua pengendara dari Jalan Wachid Hasyim dilarang masuk Jalan Batu Cermin, kecuali berjalan kaki.
Lurah Sempaja Utara Syamsu Alam mengatakan, pemerintah secepatnya memperbaiki jalan.
Selain di Samarinda, total kerusakan jalan provinsi di Kaltim mencapai 220 kilometer (km).
Dari Palangkarya dilaporkan, hingga Desember 2007, dari total panjang jalan nasional 1.714,95 km di Kalteng, 621,66 kilometer atau 36,25 persen di antaranya rusak. Selain itu, 746.20 atau 43,69 persen dari total panjang jalan provinsi, sepanjang 1.707,95 km juga rusak. Lebih parah lagi jalan kabupaten, karena 6.793,37 km atau 77,99 persen dari total panjang jalan 8.710,57 km, rusak.
Kepala Badan Pusat Statistik Kalteng Dantes Simbolon, Senin, menuturkan, kerusakan jalan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, kerusakan di ruas jalan lintas timur Sumatera di Pidada, Bandar Lampung, semakin parah. Pantauan Senin menunjukkan, lubang yang terdapat di jalan selebar enam meter mulai dari Pidada I hingga Pidada III tersebut terlihat makin lebar dan dalam. Kendaraan yang melintasi mengalami kesulitan. (BRO/CAS/HLN)
Samarinda, Kompas - Sekitar 100 warga Kelurahan Sempaja Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, berunjuk rasa dan menutup Jalan Batu Cermin, Senin (18/2). Mereka melarang siapa pun memasuki jalan dengan menggunakan kendaraan.
Akibat penutupan itu, 670 murid Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Samarinda tidak dapat masuk sekolah. Mereka tidak dapat memasukkan kendaraan mereka ke kompleks sekolah.
Menurut juru bicara aksi bernama Sumadji, unjuk rasa dilakukan sebagai protes kepada Pemerintah Kota Samarinda yang tidak segera memperbaiki jalan. Padahal ruas itu sudah hancur dan banyak lubang. ”Kendaraan cepat rusak,” katanya.
Penutupan jalan dilakukan dengan menanam pohon pisang, batu, bambu, dan truk yang diparkir memalang. Semua pengendara dari Jalan Wachid Hasyim dilarang masuk Jalan Batu Cermin, kecuali berjalan kaki.
Lurah Sempaja Utara Syamsu Alam mengatakan, pemerintah secepatnya memperbaiki jalan.
Selain di Samarinda, total kerusakan jalan provinsi di Kaltim mencapai 220 kilometer (km).
Dari Palangkarya dilaporkan, hingga Desember 2007, dari total panjang jalan nasional 1.714,95 km di Kalteng, 621,66 kilometer atau 36,25 persen di antaranya rusak. Selain itu, 746.20 atau 43,69 persen dari total panjang jalan provinsi, sepanjang 1.707,95 km juga rusak. Lebih parah lagi jalan kabupaten, karena 6.793,37 km atau 77,99 persen dari total panjang jalan 8.710,57 km, rusak.
Kepala Badan Pusat Statistik Kalteng Dantes Simbolon, Senin, menuturkan, kerusakan jalan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, kerusakan di ruas jalan lintas timur Sumatera di Pidada, Bandar Lampung, semakin parah. Pantauan Senin menunjukkan, lubang yang terdapat di jalan selebar enam meter mulai dari Pidada I hingga Pidada III tersebut terlihat makin lebar dan dalam. Kendaraan yang melintasi mengalami kesulitan. (BRO/CAS/HLN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar