
Pesuruh sekolah, Sukarni, merapikan tangga di bawah atap salah satu ruang kelas yang jebol di SLB-C1 Sumber Asih I di Jalan Mendut 11, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/2). Kerusakan atap itu terjadi sejak tahun 2004. Kegiatan belajar-mengajar masih berlangsung di tujuh kelas yang lain dan diikuti sekitar 40 anak.
DPRD Cuma Setujui Rehabilitasi Sembilan Gedung
Jakarta, Kompas - Ribuan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama negeri di DKI Jakarta terancam keselamatannya karena sedikitnya 56 gedung sekolah yang saat ini digunakan nyaris roboh. Ironisnya, cuma sembilan gedung yang akan direhabilitasi.
Menurut Kepala Subdinas Gedung dan Perlengkapan DKI Rudy Siahaan, total gedung yang harus direnovasi mencapai 452.”Kalau dikerjakan serius, sebenarnya masalahnya bisa selesai dalam empat tahun anggaran. Asumsinya, rata-rata alokasi dana renovasi total untuk setiap gedung SD Rp 4,5 miliar, sedang untuk setiap gedung SMP Rp 11,5 miliar,” papar Rudy ketika dihubungi, Rabu (20/2).
Kesembilan gedung yang disetujui DPRD untuk direhabilitasi total adalah SDN Sunter Agung 3, SDN Kamal Muara 1 dan 2, serta SDN Tugu Utara, Jakarta Utara; SDN Kembangan Utara I dan SDN Mangga Besar 11, Jakarta Barat (Jakbar); SDN Panggang 2, Kepulauan Seribu; SMPN 193 Jakarta Timur (Jaktim); SMPN 189 Jakbar; dan SMPN 163 Jakarta Selatan.Rudy menjelaskan, pada 6 Agustus 2007, pihaknya mengusulkan rehabilitasi terhadap 100 gedung, tetapi DPRD hanya menyetujui 22 gedung. Itu pun akhirnya menyusut menjadi hanya sembilan gedung.
Ironisnya, lanjut Rudy, lebih dari 95 persen gedung sekolah ini adalah peninggalan pemerintahan Presiden Soeharto.”Setelah beliau lengser, hampir tak ada pembangunan gedung sekolah baru. Buat mengalokasikan dana rehabilitasi saja sudah susah, apalagi membangun baru,” ucapnya.
Siswa takut
Menurut pengamatan Kompas, kondisi gedung SMPN 193 di Ujung Menteng, Cakung, dan SMPN 234 yang terletak di Kayu Tinggi, Cakung, Jaktim, rusak berat. Demikian pula SDN 21 Kramat Jati di Jalan Kerja Bakti, Kramat Jati, Jaktim.Rata-rata kondisi atap di gedung-gedung tersebut rusak. Kayu rangka melengkung dan bagian-bagiannya hampir lepas satu sama lain, sementara plafonnya banyak yang hilang. Tiang-tiang atap banyak yang disangga tiang darurat. Jika hujan datang, ruang-ruang kelas basah, bahkan sering tergenang air.
”Kalau hujan dan mendung tebal, ruang kelas jadi gelap karena tak ada lampu. Kalau sudah demikian, kami takut, jangan-jangan gedung mendadak roboh,” keluh Ayu, siswa kelas VI SDN 21.
Di Serang
Sementara itu, keadaan gedung sekolah di Kabupaten Serang juga sama. Dari total ruang kelas gedung yang ada, baru 23,75 persen yang sudah diperbaiki. Sebanyak 1.991 di antaranya adalah ruang gedung SD dan 259 lainnya ruang gedung SMP.”Tahun ini bahkan cuma 543 ruang kelas yang bisa diperbaiki karena terbatasnya dana,” kata Bupati Serang Taufik Nuriman. Meski demikian, dia berharap, tahun 2010 masalah gedung sekolah rusak di wilayahnya bisa berakhir.
Nuriman menjelaskan, anggaran yang dialokasikan untuk perbaikan ruang kelas (SD, SMP, dan SMA) 2008 sebesar Rp 45,9 miliar. Uang itu berasal dari Dana Alokasi Khusus, APBN, dan APBD. (NTA/ARN/WIN)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar