JAKARTA, JUMAT - Seorang siswa TK, Muhammad Fredi Subari (5), tewas tertimpa pagar sekolah di Kompleks Perguruan Muhammadiyah di Jalan Garuda No 33, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (30/4) pukul 16.30. Kecelakaan itu terjadi ketika Subari mendorong pagar besi tersebut karena ada mobil yang akan keluar.
Kemarin, jenazah Subari telah dimakamkan di Maleber, Kuningan, Jawa Barat. Orangtua Subari, pasangan Junaedi-Kokom Komariyah berasal dari Maleber. Di Jakarta, mereka tinggal di Gang Sawo 12, RT 01/04 Kelurahan Gunungsahari Selatan, Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Keluarga membawa jenazah Subari ke Kuningan, Kamis pukul 01.30," ujar seorang warga Gang Sawo, Kamis (1/5) siang. Menurut warga, Subari merupakan bungsu dari dua bersaudara. Subari merupakan siswa TK Istiqomah, di dekat Gang Sawo.
Menurut Wahyu Sunandar (16), teman Subari, pada Rabu sore, sekitar 10 anak Gang Sawo, berusia 5 tahun hingga belasan tahun, bermain sepak bola di halaman Perguruan Muhammadiyah, tak jauh dari Gang Sawo. Wahyu dan Subari termasuk di kelompok tersebut. "Waktu itu habis hujan. Saat kami main bola, ada sebuah mobil Toyota Kijang mau keluar dari sekolah," ujar Wahyu.
Menurut Wahyu, atas inisiatif sendiri, anak-anak itu menghentikan permainan dan membukakan pintu pagar dengan cara mendorongnya. Pintu pagar itu terbuat dari besi setinggi sekitar tiga meter dan panjang sekitar empat meter. "Kami bersemangat sekali mendorong pagar itu sampai nggak sadar kalau di ujung rel tidak ada pembatasnya, " imbuh Wahyu.
Dorongan yang terlalu keras itu membuat pintu besi tersebut keluar dari relnya dan ambruk ke dalam. Subari yang posisinya berada di tengah tertimpa pagar tersebut dan pingsan.
Menurut Wahyu, dia dan teman-temannya segera menolong Subari. Seorang penjaga sekolah itu juga datang dan mengangkat pagar tersebut sehingga tubuh Subari dapat diangkat. Dudi, warga setempat, segera membawa Subari dengan sepeda motor ke RS Mitra Kemayoran.
Tak lama kemudian, Subari yang mengalami perdarahan di kepala dipindah RSPAD Gatot Subroto, Senen, Jakarta Pusat. Namun, menurut warga, Subari meninggal setibanya di pelataran RSPAD Gatot Subroto.
Penjaga Perguruan Muhammadiyah, Talib (54), mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui kejadian itu karena sore itu dirinya sedang ada di dalam gedung sekolah.
Kanit Reskrim Polsektro Kemayoran, Iptu Supriyadi, mengatakan pihaknya telah memeriksa lima saksi dan telah menarik kesimpulan bahwa peristiwa yang menewaskan Subari adalah murni kecelakaan.
"Kami telah memeriksa lima saksi termasuk dua orang dari pihak sekolah. Pihak sekolah tidak dijadikan tersangka karena kejadian ini kan kecelakaan atau musibah," ujarnya. Menurut Supriyadi, pihak Perguruan Muhammadiyah telah memberikan uang santunan kepada keluarga Subari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar