21 April 2008

Ruang Sekolah Disterilkan Jelang UN

JAKARTA (SINDO) 21 april 2008 – Untuk memastikan tidak terjadi kebocoran ujian nasional (UN),aparat kepolisian di beberapa wilayah akan melakukan sterilisasi ke ruang-ruang sekolah sesaat sebelum ujian dilaksanakan. Kepala Divisi (Kadi) Humas Mabes Polri Irjen Pol Abu Bakar Nataprawira menyatakan, fokus pengamanan yang dilakukan aparat kepolisian dalam UN kali ini adalah mencegah terjadinya kebocoran soal. Untuk itu, penjagaan terhadap paket-paket soal ujian dilakukan secara ketat selama 1 x 24 jam. Sistem penjagaan itu diserahkan kepada masing-masing polda dan polres setempat.

''Kami telah menginstruksikan polda dan polres agar melakukan penjagaan terhadap soal UN secara ketat. Sistem pengamanan harus dilakukan sejak soal berada di tempat penyimpanan,saat distribusi hingga sekolah-sekolah yang akan dijadikan tempat ujian," tuturnya saat dihubungi SINDO pukul 09.30 WIB,pagi tadi. Kapolrestro Jakarta Pusat (Jakpus) Kombes Heru Winarko menyatakan, hingga siang tadi, belum ada indikasi kebocoran soal ujian.

Selama persiapan ujian,aparat di tiap-tiap polsektro akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, baik dengan dinas pendidikan maupun sekolah yang bersangkutan. ''Kami tetap optimistis di Jakarta Pusat tidak ada kebocoran soal.Aparat kami terus melakukan pemantauan dan penjagaan ketat.Kami juga terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Dinas Pendidikan (Disdik) dan guru-guru di masing-masing sekolah,"paparnya.

Kapolrestro Depok Kombes Imam Pramukarno menyatakan, selama persiapan UN,pihaknya telah melakukan pertemuan dengan stakeholder. Di Kota Depok, distribusi soal ujian terbagi di enam rayon.Untuk memudahkan pembagian soal ke sekolah sekolah, paket-paket soal ujian disimpan di tiap polsek terdekat. ''Soal akan dibagikan besok (22/4) menjelang ujian dilaksanakan. Untuk personel, kami membaginya dalam tiga tim.

Tim pertama sebanyak empat orang untuk mengawal distribusi soal.Tim kedua berjumlah delapan orang menjaga tempat penyimpanan dan dua orang berjaga di sekolah. Selain itu, kami juga terjunkan intelijen,"paparnya. Untuk sekolah yang akan dijadikan tempat ujian, menurut Imam, pihaknya akan melakukan sweeping pada pagi hari menjelang pelaksanaan ujian.

Sweeping ini dilakukan dengan memeriksa tiap-tiap ruangan dan meja siswa untuk memastikan tidak ada kunci-kunci jawaban. ''Kami melakukan sweeping ini diam-diam agar siswa tetap menjalankan ujian dengan tenang dan tidak ada ketakutan," tuturnya. Dari Jawa Tengah (Jateng), Kapolwil Pati Kombes Zulkarnaen menyatakan, dalam UN kali ini, aparatnya tidak bekerja sendiri. Mereka selalu berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait seperti Disdik dan guru.

Sejauh ini, intelijen yang diterjunkan ke tiap-tiap sekolah belum menemukan adanya tanda-tanda kebocoran. Meski demikian, pihak kepolisian tetap berupaya agar UN kali ini, khususnya di Karisidenan Pati, tidak ada kebocoran. ''Kebocoran itu bisa terjadi karena berbagai hal.Kami tentu tidak berani menjamin wilayah kami tidak ada kebocoran. Namun, dengan koordinasi yang baik dengan berbagai pihak,kami tetap optimistis risiko kebocoran bisa ditekan,"paparnya.

Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta Margani M Mustar menjamin UN di DKI Jakarta tidak akan ada kebocoran. Alasannya, sistem pendistribusian soal telah sesuai sistem. Selain itu, pengamanan soal UN di DKI Jakarta dilakukan secara ketat,baik saat masih di percetakan hingga sekolah. ''Saat ini soal masih di percetakan. Setelah itu, soal-soal tersebut akan dibawa ke gudang rayon di masing-masing daerah. Penjagaan distribusi soal ini dilakukan dengan penjagaan ketat dari kepolisian dan menggunakan kendaraan dari PT Pos," tuturnya. Setelah soal UN berada di gudang-gudang, yang ada di rayon juga akan dijaga petugas hingga distribusi ke sekolah-sekolah dilakukan. Di Lebak, Provinsi Banten, ribuan siswa kelas III SMA/SMK/MA menggelar doa bersama.

''Mudahmudahan dengan doa bersama ini, semua teman-teman berhasil mencapai kelulusan UN,'' ujar Ika Nurhayati, 17,siswa SMAN I Bayah,Kec Bayah,Kab Lebak,pagi tadi. Menurut dia, pelaksanaan UN tahun 2007/2008 itu sangat berat. Selain ada penambahan mata pelajaran sebanyak enam bidang studi, nilai kelulusan juga cukup tinggi yakni 5,25. Tahun lalu, UN sebanyak tiga mata pelajaran dengan nilai kelulusan 4,00.

''Saya kira bagi siswa kelas III itu sangat berat, bahkan waswas takut tidak lulus UN. Sebab, jika tidak lulus nanti, kami harus mengulang pelajaran atau mengikuti ujian paket C (setara SMA),'' tuturnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Kab Lebak, Damanhuri Maman meminta kepada siswa kelas III agar mempersiapkan diri untuk menghadapi UN dengan belajar serta mengoptimalkan bimbingan belajar.

''Saya targetkan 97% dari 6.740 siswa lulus UN tahun ini,'' ungkapnya. Anggota Komisi X DPR Cyprianus Aoer mengaku optimistis tingkat kelulusan pada tahun ini akan meningkat. Terlebih, sejak jauh hari, pemerintah telah menyosialisasikan hal itu kepada sekolah agar pelajar dapat mempersiapkan diri sejak dini, termasuk mengikuti bimbingan belajar. Dia berharap agar pemerintah tetap meningkatkan kewaspadaan agar naskah soal tidak bocor, di antaranya melibatkan anggota kepolisian mulai pendistribusian naskah hingga pelaksanaan UN.

''Saya yakin kasus naskah yang bocor akan berkurang," tuturnya, saat dihubungi SINDO, pagi tadi. Namun, pelaksanaan UN telah sedikit menyimpang dari keinginan awal. Evaluasi belajar yang dilakukan selama tiga tahun tidak mungkin dapat dilakukan hanya dalam waktu beberapa hari saja. Akibatnya, pendidikan yang dilakukan pelajar dan guru tidak lagi berorientasi pada proses, melainkan hasil. (arif budianto/edy gustan/ hermansah)

Tidak ada komentar: