25 April 2008

Kecurangan UN Mulai Terungkap * Densus 88 Tangkap 16 Guru dan Seorang Kepsek

Jumat, 25 April 2008, Medan, Kompas - Kecurangan pada pelaksanaan ujian nasional di sejumlah daerah mulai terungkap. Di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kepolisian Resor Deli Serdang menetapkan 16 guru dan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Lubuk Pakam 2 sebagai tersangka pelaku kecurangan ujian nasional.

Para guru dan kepala sekolah (kepsek) ini didapati membetulkan jawaban soal ujian siswa di sekolahnya. Penetapan sebagai tersangka itu dilakukan setelah Detasemen Khusus (Densus) 88 Polda Sumut memergoki mereka membetulkan jawaban siswa.

”Mereka terbukti menjawab soal siswa. Detasemen Khusus 88 memergoki mereka di ruang khusus sekolah itu. Saat ini kami mewajibkan mereka lapor dua kali seminggu. Belum ada yang kami tahan karena mereka bersikap kooperatif,” tutur Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Deli Serdang Ajun Komisaris Ruruh Witjaksono, Kamis (24/4).

Kejadian itu baru diketahui polisi setelah ujian nasional (UN) hari kedua tingkat SMA usai hari Rabu siang. Dari keterangan yang dihimpun, para guru sepakat membetulkan jawaban soal UN siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Mereka menilai mata pelajaran tersebut sulit sehingga perlu membantu siswa. Dari keterangan para guru, ide untuk membantu siswa itu berasal dari kepala sekolah.

”Guru Bahasa Inggris yang menjawab soalnya. Selanjutnya para guru bersama-sama membetulkan jawaban siswa sebanyak 284 lembar. Dari keterangan guru, yang paling bertanggung jawab adalah kepala sekolah. Kami masih meminta keterangan tambahan kepada mereka,” tuturnya. Sebelumnya, informasi polisi berasal dari Densus 88 Polda Sumut.

Di Rembang, Jawa Tengah, puluhan peserta UN berkonflik dengan salah seorang pengawas ujian. Mereka menangis histeris dan menendang tempat sampah karena pengawas itu mereka tuding menurunkan mental peserta dan mengambil lembar jawaban peserta dengan sedikit memaksa.

Di Padang, Sumatera Barat, Ketua Tim Pemantau Independen Badan Anti-Korupsi Sumbar Yunasti Helmi menemukan kecurangan antara lain kemudahan siswa membawa telepon seluler ke dalam kelas dan siswa leluasa ke kamar kecil.

Secara terpisah, anggota Badan Standar Nasional Pendidikan, Suharsoso, menyatakan telah mendapatkan laporan tentang pelanggaran di sejumlah daerah. Persoalan ini akan dibahas Senin pekan depan.

Di Jakarta, Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla menyatakan kepuasannya atas penyelenggaraan ujian nasional yang semakin baik. Hal itu diungkapkan Wapres seusai meninjau pelaksanaan ujian nasional di lobi SMAN 36 Jakarta. (TIM KOMPAS)

Tidak ada komentar: