Kepala SMA Muhammadiyah I Muntilan Yanto Siswoyo mengaku setiap siswa wajib membayar Rp 700.000 per orang. Itu untuk membiayai pelajaran tambahan, tes uji coba, mendukung kebutuhan pelaksanaan UN, hingga mengantarkan hasil UN ke rumah masing-masing siswa.
Penarikan tambahan biaya untuk persiapan UN itu rutin setiap tahun. "Orangtua murid tak mempersoalkan karena besaran uang sudah kami diskusikan dan disepakati," kata Yanto, Senin (14/3).
Hal yang sama dilakukan di SMK Muhammadiyah Borobudur. Kepala SMK Muhammadiyah Borobudur Hidayatul Laili mengatakan, biaya tambahan itu dibayar mencicil, yang disebut tabungan siswa. Besaran biaya UN tak disebutkannya.
Tambahan uang dari wali murid diperlukan sekolah karena kegiatan menyiapkan siswa mengikuti UN sangat banyak. Segala kegiatan itu tak dibantu pemerintah.
"Pemerintah biasanya hanya membantu dana pelaksanaan UN. Itu pun tak semua kebutuhan siswa dapat tercukupi dari dana bantuan itu," ujar Hidayatul. Jumlah peserta UN dari SMK Muhammadiyah Borobudur kali ini mencapai 212 siswa.
Ketua Tim Sukses UN SMP Negeri 1 Muntilan Nur Wasiyati mengatakan, sekalipun mendapatkan dana bantuan operasional sekolah (BOS), SMP Negeri 1 Muntilan—yang berstatus sebagai rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI)—tetap butuh tambahan dana persiapan UN. Tambahan uang itu diambilkan dari uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) dan tabungan siswa, yang ditetapkan Rp 25.000 per orang dan Rp 10.000 per orang. (EGI)
http://cetak.kompas.com/read/2011/03/15/0329410/orangtua.keluarkan.biaya.tambahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar