Pelajar SMA Pribadi Bilingual School kelas 10, memperlihatkan cara kerja robot kalajengking yang diberi nama Scorpion Robot Mindstorm, dalam acara Science Fair, Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/1). ANTARA/Agus Bebeng
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kemampuan dan kualitas pelajar Indonesia dalam penguasaan sains tidak kalah dibanding pelajar negara lain, dan telah diakui dunia dalam berbagai kompetisi. Mereka tak cuma berjaya di bidang ilmu murni pada Olimpiade Fisika atau Matematika, tapi juga mampu menciptakan sesuatu yang baru. Dari robot yang mampu mendeteksi bom, alat pendeteksi tsunami, hingga manfaat eceng gondok untuk mengurai polusi, misalnya.
Kampus-kampus di Singapura diketahui agresif memburu para pelajar berprestasi dari Indonesia. Mereka memiliki agen yang mendatangi sekolah-sekolah unggulan di kota-kota besar, untuk merayu para pelajar agar kuliah di Singapura.
Beasiswa yang ditawarkan, kata Hendra Wong, Ketua Pemuda Pelajar Indonesia Singapura, amat menggiurkan dibanding yang ditawarkan pemerintah Indonesia. Angkanya memang bervariasi. Tapi setidaknya sudah menutupi biaya kuliah, yang rata-rata bernilai Rp 112 juta per tahun.
Sebaliknya, perhatian pemerintah untuk memelihara dan mengembangkan kualitas brainware ini dirasakan belum maksimal. Akibatnya, mereka keburu digaet pihak asing. Berbagai perguruan tinggi asing diketahui aktif mendekati para calon ilmuwan terbaik ini, yang mereka dapatkan di kompetisi internasional. Mereka memberi iming-iming beasiswa, jaminan hidup, bahkan jaminan kerja. Jika kita tak segera membenahi diri, dikhawatirkan putra-putri terbaik ini hilang tanpa bisa berperan memajukan bangsa.
Sepanjang 2010 inilah prestasi para pelajar Indonesia
* Masruri Rahman (SMPN 78 Jakarta)
Meraih medali emas 5th World School Chess Championship Greece di Yunani.
* Sayyidathu Thifal Atqiyya dan Zuraidah Hanifah (Madrasah Techno Natura Depok)
Membuat robot ekosistem (Eco-Bot) dipresentasikan kepada NASA.
* Leuan Andalver Noble dan Habib Adib Wahono (Madrasah Techno Natura Depok)
Membuat teleskop robotik (T-Bot).
l Muhammad Kautsar, Dian Sartika Sari, Dhicha Putri Maharani, dan Hidayu Permata Hadi (SMAN 6 Yogyakarta)
Meraih medali emas dalam kompetisi sains di International Conference of Young Scientist untuk kategori bidang lingkungan. Penelitian mereka tentang potensi biji mahogany sebagai bahan bakar alternatif dan obat nyamuk.
* Healtha Padmanusa dan Nabila Binti Ahmad Anshori (SMA Semesta Bilingual Boarding School Semarang)
Meraih medali perak dan perunggu pada International Sustainable Energy Engineering and Environment Project Olympiad pada 14-19 April di Houston Texas, Amerika Serikat. Keduanya memanfaatkan ekstrak biji tanaman senduduk (Melastoma malabathricum) sebagai pengganti silikon untuk bahan membuat solar cell.
* Dhora Vasminingtya dan Nila Sutra (SMAN 1 Ponorogo, Jawa Timur)
Meraih medali perunggu untuk kategori rekayasa teknologi di forum International Sustainable Energy Engineering and Environment Project Olympiad. Keduanya membuktikan, sekam atau kulit padi memiliki kekuatan dua kali lipat sebagai suplemen beton bangunan.
Meraih honorable mention untuk kategori energi dalam International Sustainable Energy Engineering and Environment Project Olympiad. Keduanya membuat biobriket dari bahan biomassa, seperti tongkol jagung, dedaunan, dan ranting.
http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2010/05/28/brk,20100528-250961,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar