Koordinator Pengawas dan Tim Pemantau Independen Ujian Nasional (UN) 2010 di Jawa Timur Prof Syafsir Akhlus mengatakan, kebocoran soal dan kunci jawaban soal UN memang terjadi.
"Dari berbagai kunci jawaban yang kami terima, tingkat akurasinya tinggi," kata Akhlus.
Pihaknya pun sudah melaporkan temuan ini ke Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Namun, BSNP menyatakan, kemungkinan sulit menyelenggarakan ujian nasional ulang di Jawa Timur karena rentang nilai UN di sekolah-sekolah yang terindikasi kebocoran cukup besar.
"Kendati demikian, pola jawaban yang seragam tetap ada. Bahkan, ini tampak sistematis di beberapa kota," ujar Akhlus. Kebocoran soal diduga kuat terjadi di lima sekolah di Surabaya.
Akhlus menduga kunci jawaban tidak disebarkan merata. Namun, kunci ini menyebar antarsekolah yang berbeda, bahkan antarkota.
Sepanjang UN SMA di Jatim memang terjadi beberapa pelanggaran. Misalnya, masih banyak siswa yang membawa telepon seluler saat mengerjakan ujian dan ini terjadi di semua kabupaten/kota. Kunci jawaban ditengarai tersebar di Kota Blitar dengan sumber dari siswa SMA di Surabaya. Di Kota Kediri, pengawas ruang yang juga guru di sebuah SMK Negeri diberhentikan karena memberikan jawaban kepada siswa di tempatnya bertugas.
Tidak masalah
Secara terpisah Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan, tidak masalah bila ujian nasional diulang karena ditengarai ada pelanggaran. Hal ini tidak akan membuat para siswa tertekan. Kendati demikian, pelaksanaan UN perlu dievaluasi supaya kecurangan serupa tidak terulang lagi.
Di Kabupaten Bandung, guru-guru mengeluh karena banyak siswa sudah memiliki bocoran soal dan lembar jawaban sebelum UN dimulai. Namun, mereka tidak bisa berbuat banyak karena diminta "pengertiannya" oleh sesama guru atau kepala sekolah tempat mereka mengawas.
Menanggapi tentang kemungkinan dilakukannya ujian pengganti karena adanya dugaan kecurangan dan kebocoran, anggota BSNP, Moehammad Aman Wirakartakusumah, mengatakan, ujian pengganti tidak bisa serta-merta dilakukan, tetapi harus ada bukti-bukti konkret terlebih dahulu agar tidak merugikan peserta ujian nasional. "Informasi adanya kebocoran dan rencana ujian pengganti di kota lain selain Medan sedang kami telusuri dan cari bukti-buktinya. Masih dalam perkembangan. Belum ada keputusan," kata Aman
Di Lampung, Sekretaris Jenderal Forum Martabat Guru Indonesia (FMGI) Lampung Gino Vanollie menyesalkan tim pemantau independen yang kurang bertindak aktif. Akibatnya, kasus-kasus kecurangan UN tak banyak terungkap.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Wahyudin Zarkasyi mengatakan, perlu jaminan keamanan bagi saksi yang mau menjelaskan terjadinya kebocoran soal.(INA/LUK/CHE/JON/MHF) http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/01/02394363/.ujian.nasional.sulit.diulang.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar