31 Maret 2010

Tim Selidiki Dugaan Kebocoran Soal Ujian

Banyak Siswa SMP Tak Ikut Ujian Nasional

Medan, Kompas - Tim Pemantau Independen Ujian Nasional SMP Sumatera Utara sedang mengumpulkan bukti-bukti dugaan terjadinya kebocoran soal ujian nasional. Sejauh ini, Dinas Pendidikan Kota Medan sudah memanggil guru dan kepala sekolah, sedangkan polisi memeriksa orangtua siswa.

Ketua Tim Pemantau Independen (TPI) Sumatera Utara Syawal Gultom, Selasa (30/3), mengatakan, dugaan kebocoran soal itu memang ada, tetapi bukti-buktinya belum cukup kuat. Bukti yang sudah ada baru berupa pesan singkat dan pengakuan siswa. "Kami sedang mendalami dugaan terjadinya kecurangan dan kebocoran soal di salah satu SMP," kata Gultom.

Salah satu keluarga siswa mengatakan, dia dan siswa tersebut sempat ditanyai oleh polisi mengenai dugaan kebocoran soal ujian nasional (UN).

Dugaan kebocoran soal UN SMP juga terjadi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tim Pemantau Independen UN 2010 Kabupaten Brebes menemukan lintingan kertas berisi jawaban soal pada tiga SMP.

Sekretaris TPI UN 2010 Kabupaten Brebes Wijanarto mengatakan, tim pemantau mendapatkan empat lintingan jawaban soal dari siswa. Dua di antaranya diperoleh sebelum pelaksanaan UN, saat siswa sedang menyalin dari temannya

Di Bandung, Tim Pemantau Independen menambahkan gembok dan segel khusus dalam kotak penyimpanan soal SMP/MTs. Tujuannya, memperkecil kemungkinan terjadinya kebocoran soal.

"Gembok sengaja kami tambahkan sendiri. Mungkin di daerah lain hal ini tidak terjadi," kata Koordinator TPI UN Kota Bandung Dadang Iskandar.

Dadang mengatakan, inisiatif ini menjamin ketiadaan kebocoran soal dan jawaban dalam pelaksanaan UN di Bandung. Gembok tamban dan segel khusus dijamin bisa memberikan keamanan ekstra. "Bahkan, kunci gembok pun dipegang polisi," kata Dadang.

Sebelumnya, di Bandung sempat terjadi peredaran salinan seperti soal dan jawaban. Ada beberapa salinan jawaban yang tingkat kebenarannya mencapai 98 persen, tetapi ada juga yang kebenarannya di bawah 30 persen. Kini, pengusutan peredaran soal dan kunci jawaban ini masih ditangani polisi dan TPI.

Mengundurkan diri

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, belasan pelajar SMP mengundurkan diri pada ujian nasional tahun ini. Belum diketahui pasti penyebab kemunduran mereka. Selain merugikan diri sendiri, pengunduran diri memperburuk tingkat prestasi pendidikan daerah.

Di Kota Yogyakarta, dari 8.202 peserta ujian nasional SMP, sebanyak 36 orang tak hadir pada UN hari kedua. Sebanyak 12 orang di antaranya diketahui mengundurkan diri, sebanyak 19 orang tak masuk dengan alasan sakit, dan sebanyak 11 orang tak masuk tanpa keterangan.

"Jika siswa tidak memiliki alasan kuat yang menyebabkan dia tidak mengikuti UN, siswa tersebut tidak bisa mengikuti UN susulan," ujar Ketua Panitia UN SMP/MTs/SMPLB Jateng Nur Hadi Amiyanto.

Menurut Nur Hadi, siswa yang diperbolehkan mengikuti UN susulan jika sebelumnya tidak bisa hadir karena sakit atau alasan mendesak lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Jateng, terdapat 2.356 siswa yang tidak mengikuti UN hari pertama di Jateng. Dari jumlah itu, Kabupaten Grobogan memiliki jumlah terbanyak dengan 240 siswa yang tidak hadir. Kebanyakan siswa yang tidak hadir tidak mencantumkan keterangan dan karena sakit.(MHF/CHE/IRE/ENY/WIE/ILO/LUK) http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/31/03540851/.tim.selidiki.dugaan.kebocoran.soal.ujian.

Tidak ada komentar: