Hal tersebut dilontarkan oleh pemerhati pendidikan Suparman dari Education Forum, di Jakarta, Jumat (3/7). Suparman menambahkan, di satu sisi, sekolah yang bukan unggulan pun harus mengubah citranya untuk lebih baik sehingga persepsi masyarakat tidak lagi terpaku pada sekolah-sekolah unggulan yang ada sekarang.
"Di satu sisi, pemerintah harus bisa memfasilitasi sekolah-sekolah bukan unggulan untuk bisa mengejar prestasi, selama ini masih terlalu timpang kucuran dana untuk sekolah unggulan dan bukan unggulan," ujar Suparman.
Dengan begitu, lanjut Suparman, sekolah-sekolah tersebut bisa memperbaiki diri untuk memperoleh kualitas terbaik. Meskipun sebetulnya, kata Suparman, dengan segala potensi yang ada pun semua sekolah wajib meningkatkan kualitas belajar peserta didiknya sehingga lambat laun kualitas lulusannya dihargai masyarakat.
"Masyarakat yang gagal karena anaknya tidak masuk unggulan akhirnya masuk ke swasta. Budaya semacam ini pun juga perlu diubah. Sekolah negeri kan tidak selalu yang terbaik, banyak sekolah swasta juga bagus-bagus," ujarnya.
Hanya, lanjut dia, pemerintah juga harus fair melihat persoalan ini. Banyak sekolah swasta yang juga harus didukung untuk meningkatkan kualitasnya. Sebab, selama ini keberadaan sekolah swasta itulah yang justru cukup membantu memfasilitasi pendidikan yang tidak "terjamah" maksimal oleh pemerintah.
"Dari dulu yang namanya sekolah unggulan kan itu-itu saja, tinggal bagaimana sekarang pemerintah dan swasta merubah persepsi masyarakat. Ini demi kebaikan semua dan terasa adil," ujarnya.
http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/07/03/14195214/persepsi.soal.sekolah.unggulan.harus.diubah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar