25 Juli 2009

Pendidikan Gratis, Insentif Guru Berkurang

Pendidikan gratis berdampak kepada penurunan penghasilan para guru. Selama ini sebagian besar iuran yang dikumpulkan dari masyarakat digunakan untuk honor tambahan bagi kesejahteraan guru yangsejauh ini masih minim.

Pemerintah seharusnya memperhitungkan dan mengganti penghasilan yang hilang itu ketika menganggarkan bantuan operasional sekolah (BOS) sebagaisumber utama pendanaan sekolah gratis.

Ketua Umum Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) Suparman, Jumat (24/7), mengatakan,keluhan-keluhan berkurangnyahonor tambahan mulai terdengar dari para guru setelah gembar-gembor pendidikan gratis oleh pemerintah dan larangan pungutan ke masyarakat.

Tunjangan profesi tidak bisa diandalkan karena hanya sebagian kecil guru yang telah lulussertifikasi dan menerima tunjangan profesi. "Pe mbayara n tunjangan profesi juga sering terlambat. Para guru yang lulus sertifikasi November 2008, misalnya, masih banyak yang mengeluh belum mendapatkan tunjangan profesi mereka," ujarnya .

Tergantung BOS

Guru SDN Merdeka, Bandung, sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Daerah FGII Jawa Barat, Achmad Taufan, mengatakan, iuran sekolah yang dibayarkan masyarakat,sekitar 70 persen digunakan untuk tambahan kesejahteraan guru. Setelah iuran dilarang, sekolah sepenuhnya bergantung pada BOS. Penggunaan dana BOS tersebut telah ditentukan pos- posnya.

Sebagai gambaran, sesuai dengan Buku Pedoman Bantuan Operasional Sekolah 2009, dana BOS digunakan untuk biaya penerimaansiswa baru, buku referensi, buku teks pelajaran, pembelajaran (remedial, pengayaan, olahraga, kesenian), ujian, dan pembelian bahan-bahan habis pakai. BOS juga bisa dipakai untuk pembiayaan langganan daya listrik/air, pembiayaan perbaikan sekolah, pembayaran honorarium, serta pengembangan profesi guru dan pelatihan. BOS juga bisa digunakan untuk biaya transpor siswa miskin, pembiayaan pengelolaan bantuan operasional sendiri, serta pembelian perangkat komputer.

Dengan terbatasnya dana BOSdan kebutuhan yang terbilang banyak, sekolah tentu menentukan prioritas-prioritas. "Masih ada honor tambahan, tetapi jumlahnyaberkurang," kata Achmad Taufan.

Dulu, iuran dari masyarakatbagi guru biasanya untuk honortambahan jam mengajar, transportasi, atau makan. Ada pula untuk honor tambahan tugas seperti menjadi wali kelas atau guruekstrakurikuler.

Suparman mengatakan, para guru tentu menyambut baik adanya pendidikan gratis yang meringankan beban masyarakat. Namun, pelaksanaan pendidikan gratis yang dilaksanakan pemerintah sekarang tak disertai perhitungan tepat dan kurang peka terhadap kondisi guru. (INE)

http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/25/03561217/pendidikan.gratis.insentif.guru.berkurang

Tidak ada komentar: