10 Juni 2009

UN Mendadak Rugikan Siswa

Ilustrasi UN: Jika pemerintah tetap menerapkan standar kelulusan seperti saat ini, yang keteteran adalah lembaga pendidikan yang berada di pedesaan seperti MTs/SMP swasta
/
Sebagian besar siswa dari 33 SMA dan 16 SMP, yang harus mengulang ujian nasional, akan mengikuti ujian tersebut pada 10-15 Juni ini. Namun, sebagian siswa menyatakan tidak siap karena pemberitahuan ujian nasional ulang sangat mendadak dan secara mental sedang drop.

"Siswa serba salah. Kalau tidak ikut UN ulang, berarti kami tidak lulus. Tapi kalau ikut UN ulang, persiapan kami waktunya sangat mepet dan belum tentu hasilnya baik," kata Putri Rahma Aisyah (17), siswa SMA Negeri 5 Kendari, Sulawesi Tenggara.

Panitia penyelenggara juga kerepotan memberi tahu siswa tentang penyelenggaraan UN ulang yang waktu pemberitahuannya sangat mendadak.

"Saya sudah berusaha memberi tahu para siswa, tetapi baru bisa diinformasikan kepada 112 siswa. Banyak siswa yang pulang kampung dan tidak bisa dihubungi melalui telepon," ujar Milwan, Kepala SMP Negeri 17 Kendari, Selasa (9/6). Meski demikian, pihaknya mengaku sudah menyiapkan delapan ruang ujian untuk 134 siswanya.

Putri Rahma Aisyah juga mengatakan banyak temannya yang tidak bisa dihubungi untuk mengikuti UN pengganti. Mereka sudah pulang kampung, yang lokasinya tidak terjangkau telepon. Ada juga yang masuk rumah sakit sehingga tidak bisa datang ke sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Kendari Kasman Arifin mengatakan, UN pengganti diharapkan akan diikuti 1.294 siswa. Mereka terdiri atas 1.100 siswa dari 16
SMP/MTs dan 194 siswa SMA Negeri 5 Kendari dan SMA Bina Bangsa. "Mereka diharapkan hadir semua untuk mengikuti UN ulang," ujarnya .

Semangat turun

Kepala SMA Pasundan 2 Cimahi Tata Hidayat dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan SMA Negeri 6 Cimahi Dodi Sularto menyatakan, mereka mendapatkan informasi resmi jadwal ujian ulang sehari sebelum pelaksanaan.

"Kami optimistis bisa memberi tahu semua siswa mengenai jadwal ujian ulang yang mendadak ini. Setidaknya sudah ada 200 dari 322 siswa yang datang sendiri ke sekolah, tinggal menghubungi isanya," tutur Dodi. SMA Pasundan 2 Cimahi serta SMA Negeri 6 Cimahi diharuskan mengulang ujian nasional akibat keputusan yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Keputusan tersebut berlaku terhadap 33 SMA di 8 provinsi di Indonesia. Untuk Jawa Barat, hanya ada dua SMA di Cimahi tersebut yang harus mengulang.

"Mental para siswa memang sedang turun akibat keputusanpengulangan ujian ini," ujarnya . Dia berharap hasil UN ulang diumumkan bersamaan dengan
UN keseluruhan pada 16 Juni.

Pengawas dipertanyakan

Secara terpisah, anggota DPR mempertanyakan peran 1.030.000 pengawas ujian nasional SMP/SMA/MA dengan biaya lebih dari Rp 83 miliar. Di luar tenaga pengawas itu masih ada tim pemantau independen dari perguruan tinggi dan asosiasi profesi sebanyak 55.265 orang. Mestinya, jika pengawasan dilakukan secara optimal, berbagai kecurangan bisa dihindari.

Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Golkar, Ferdiansyah, mengatakan, peran tenaga pengawas harus dievaluasi secara obyektif apakah sudah menjalankan tugas dengan baik atau tidak. "Terjadinya UN ulang ini, murid yang sangat dirugikan," katanya .

Anggota Komisi X dari Fraksi PDI-P, Wayan Koster, mengatakan, kemunculan kasus-kasus itu menunjukkan UN masih diragukan sebagai salah satu alat ukur kualitas pendidikan sesungguhnya. "Masyarakat semakin meragukan UN yang diselenggarakan dengan biaya mahal," ujarnya.

Ketua BSNP Mungin Eddy Wibowo mengungkapkan, ujian nasional pengganti diselenggarakan mulai Rabu (10/6) ini. BSNP telah siap menyelenggarakan UN ulang tersebut dan sebelumnya telah mengondisikan pemerintah daerah agar bersiap-siap. (ANG/ ELD/ LSD/ INE)

http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/06/10/06074747/UN.Mendadak

Tidak ada komentar: