01 Maret 2009

Pendidikan Filsafat Harus Membumi

Jakarta, Kompas - Dalam usia 40 tahun, Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara ditantang untuk terus melakukan pencarian roh intelektualitas dan menyajikan filsafat yang membumi.

Dengan filsafat yang membumi, sivitas akademika Driyarkara akan terus berpikir lebih dalam dan kritis dalam menggali permasalahan masyarakat.

Hal itu terungkap dalam seminar bertajuk "STF Bertanya, STF Mendengarkan" yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis Ke-40 Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Sabtu (28/2). Sekolah filsafat yang pertama di Indonesia ini didirikan pada 1 Februari 1969 oleh pastor dari ordo Serikat Jesus.

Salah seorang pembicara, Prof Melani Budianta, dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia mengatakan, filsafat yang membumi mampu memberikan respons terhadap dinamika lokal dan global. Dia melihat, semangat STF Driyarkara ialah filsafat yang merakyat. Pemikiran-pemikirannya solider terhadap kaum miskin dan lemah. Selain itu, juga menekankan kepada toleransi lintas budaya dan tidak bersifat eksklusif.

Prof Bambang Hidayat, ilmuwan astronomi, menegaskan, "Mengingat hasil yang dicapai, STF Driyarkara sudah sepantasnya mengambil kepemimpinan intelektual dalam falsafah dan teologi agar mempunyai ajektif nation-bangsa, dapat menjadikan dirinya sebagai universitas bangsa, bukan hanya universitas kebangsaan."

Dua pembicara lainnya dengan moderator B Herry Priyono ini adalah Raphaella D Dwianto dan Robertus Robet.

Robertus mengingatkan, tantangan yang dihadapi filsafat adalah mainstreaming (pengarusutamaan) institusionalisme dan neokolonialisme yang saat ini tidak memberi tempat kepada pemikiran filosofis.

Dalam kesempatan yang sama, pengajar program pascasarjana di Driyarkara, Dr Karlina Supelli, mengatakan, peran institusi pendidikan antara lain melahirkan peserta didik yang berpikir intelektual, yakni orang yang mampu memilih gejala-gejala di dunia yang serba kompleks dan ruwet.

Hal itu sudah diterjemahkan lewat kurikulum pengajaran filsafat secara sistematis. Namun, menurut dia, perlu diperlengkapi dengan ilmu-ilmu dasar lain.(ISW/INE)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/01/02224764/pendidikan.filsafat.harus.membumi

Tidak ada komentar: