06 Agustus 2008

Hanya 50 Persen PTS yang "Sehat"

Jakarta, Kompas - Dari sekitar 2.800 perguruan tinggi swasta, hanya sekitar 50 persen yang kondisinya sehat. Artinya, jumlah mahasiswa cukup, rasio dosen dan mahasiswa memadai, serta fasilitas penunjang cukup lengkap. Perguruan tinggi yang sehat akan berpengaruh terhadap kualitas lulusannya yang bermutu tinggi serta kemampuan bersaing di pasar kerja.

"Jika jumlah mahasiswa tidak cukup, kecil kemungkinan PTS bisa survive karena sumber dana sebagian besar berasal dari mahasiswa," kata Suharyadi, Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi), Senin (4/8) di Jakarta.

Menurut Suharyadi, banyak PTS yang tetap memaksakan diri membuka program studi meskipun jumlah mahasiswa tidak memadai. Bahkan, ada pula PTS yang tinggal papan nama karena kekurangan mahasiswa.

Tingginya jumlah PTS, kata Suharyadi, karena pemerintah terlalu mudah memberikan izin pendirian perguruan tinggi tanpa memerhatikan program studi yang dibuka, kebutuhan masyarakat, sarana dan prasarana pendidikan, serta beragam faktor lainnya.

Di sisi lain, pemerintah tidak optimal mengevaluasi perguruan tinggi yang sudah didirikan, termasuk mengevaluasi tenaga pengajar, program studi, sarana pendidikan, serta mahasiswa peserta program studi.

Hal lain, kini PTS harus bersaing secara tidak sehat dengan perguruan tinggi negeri (PTN) yang sangat mudah membuka program studi serta menyediakan beragam jalur.

"Mestinya perguruan tinggi negeri fokus pada kegiatan riset dan program S-2 serta S-3. Pendidikan S-1 apalagi diploma menjadi lahan PTS," ujarnya.

Melebihi kebutuhan

Suharyadi menilai jumlah PTS saat ini melebihi kebutuhan masyarakat serta pertumbuhan calon mahasiswa baru. Kondisi ini akibat masih rendahnya pendapatan masyarakat sehingga angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi di Indonesia masih rendah.

Berdasarkan data, dari 28 juta penduduk Indonesia berusia 19-24 tahun, yang seharusnya mengenyam pendidikan tinggi, sampai saat ini baru 4,3 juta orang yang menjadi mahasiswa (17,2 persen). Pemerintah menargetkan APK perguruan tinggi bisa mencapai 18 persen atau membutuhkan tambahan 180.000 mahasiswa baru hingga tahun 2009.

Fasli Jalal, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, mengakui memang banyak PTS yang perlu dievaluasi "kesehatannya" dalam memenuhi standar layanan pendidikan tinggi. Bahkan, pemerintah juga terpaksa menutup beberapa PTS yang tidak responsif dengan teguran yang diberikan pemerintah untuk membenahi diri.

"Belum bisa saya katakan sekian persen PTS yang tidak sehat, tetapi memang cukup banyak PTS yang kondisinya perlu mendapat perhatian. Harus ada verifikasi dulu," ujarnya. (ELN)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/05/01305019/hanya.50.persen.pts.yang.sehat

Tidak ada komentar: